Berita

Politik

Pernyataan Franz Magnis Melukai Umat Katolik

RABU, 29 MEI 2013 | 21:43 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kecaman terus mengalir menyusul surat Franz Magnis-Suseno yang berisikan protes terhadap Award untuk Presiden Indonesia dari Appeal of Conscience Foundation (ACF).

Kini giliran Ketua Solidaritas Pemuda Pelayan Gereja, Johnson Maruba Pasaribu yang mengaku sedih dengan pernyataan Franz Magnis-Suseno yang menihilkan indahnya kebersamaan antar umat beragama di Indonesia selama ini.
 
"Lihatlah Istiqlal dan Katedral yang dikelola oleh Pemerintah Indonesia, masing-masing tempat ibadah ini saling meminjamkan lahan parkirnya di hari besar agama masing-masing," kata Pasaribu saat dihubungi, Rabu (29/5).


"Pernyataan Romo Magnis bahwa SBY selama kepemimpinannya 8,5 tahun tidak pernah menyatakan kepada rakyat Indonesia untuk menghormati minoritas, sungguh mengada-ada" lanjut dia.

Betul tidak semua masalah terselesaikan, namun dia menilai pernyataan Romo Magnis sudah jadi propanda jahat, karena membuat generalisasi bahwa kehidupan beragama di Indonesia tidak ada toleransi. Ppadahal, sebagai contoh, adalah kasus IMB Gereja Yasmin yang sudah ada sejak 2002. Beberapa pertemuan telah dilakukan, termasuk inisiasi bertemu di kantor Pemerintah pada Senin, 5 Desember 2011.

"Kami mengimbau, Romo Magnis untuk mencabut suratnya, karena telah menggambarkan wajah umat Katolik asli Indonesia yang berbeda dengan kenyataan selama ini. Ini sungguh melukai kami sebagai umat Katolik," tutup Pasaribu.

Sebelumnya, aktivis Gereja dari NTT, Y.Nanuhitu, juga menyampaikan kecaman atas surat Franz Magnis-Suseno yang berisikan protes terhadap Award untuk Presiden Indonesia dari ACF itu. Menurut Tokoh Pemuda dari Indonesia Timur ini, pernyataan Frans Magnis Suseno telah memprovokasi kerukunan antar umat beragama yang telah berjalan sangat baik selama ini.

"Saya heran, bisa-bisanya seorang yang mengaku pastor dan profesor filsafat memprovokasi antar umat beragama, khususnya kalangan ekstrem di masing-masing agama," sesal Nanuhitu. [dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya