Berita

ilustrasi

Politik

Ramadhan Pohan: Jangan Tutup Mata pada Pertumbuhan Rumah Ibadah Minoritas

SELASA, 28 MEI 2013 | 15:18 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Penghargaan internasional World Statesman Award 2013 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari lembaga Appeal of Conscience Foundation (ACF), di New York adalah bentuk penghargaan dunia kepada bangsa Indonesia.

"ACF lembaga kredibel dan berinisiatif sendiri mengapresiasi Presiden RI.  Luar negeri memberi pujian, mestinya dalam negeri bersyukur. Sebab toleransi dan kerukunan umat beragama, HAM dan demokrasi, adalah prestasi kolektif bangsa. Bukan karya orang per orang. Jadi, jangan dipolitisir," kata Wasekjen DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, dalam rilisnya, Selasa (28/5) .

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR ini, Presiden SBY layak menerima apresiasi internasional itu. Kalau SBY menolaknya, berarti membenarkan bahwa penganut minoritas agama di Indonesia tertekan, terintimidasi dan tidak berkembang. Faktanya, rumah ibadah, utamanya gereja, vihara, dan pura, terus bertambah fantastis jumlahnya sejak beberapa tahun terakhir.


Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR ini merujuk Data Pusat Kerukunan Beragama Kementerian Agama. Jumlah gereja Katolik bertambah 153 persen dan gereja Protestan naik 131 persen. Vihara 368 persen, pura Hindu naik 475 persen. Rumah ibadah Islam, bertambah hanya 63 persen. Data ini sebelumnya pernah juga diuraikan Staf Khusus Presiden, Andi Arief.

"Jadi, di mana kesulitan dan tertekannya minoritas? Ada memang kasuistis seperti GKI Yasmin, ini 'PR' bersama kita. Kita jangan menutup mata atas gambar besar kemajuan rumah ibadah minoritas. Begitu juga isu-isu Ahmadiyah dan Syiah, juga merupakan 'PR' bersama," ujarnya.

Beberapa tokoh internasional seperti mantan PM Inggris Gordon Brown, mantan Presiden Korsel Lee Myung Bak dan mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, lalu PM Kanada Stephen Harper sudah pernah menerima anugerah WSA. Kini anugerah itu diberikan kepada SBY, presiden dari negeri berpopulasi Muslim terbesar di dunia, dan menurut politisi bersapaan Rampo ini, hal itu sungguh prestasi yang baik.

"Ke dalam, berkembangnya pro-kontra soal anugerah WSA 2013 ini harus dibaca dalam kacamata demokrasi dan kebebasan opini. Pekerjaan rumah yang masih ada, harus dituntaskan bersama.  Ke luar, sikap kita sama yaitu mendukung," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya