Berita

ilustrasi/ist

Politik

Istana Tegaskan Tidak Ada Izin Papua Boleh Merdeka Setelah SBY Lengser

SELASA, 21 MEI 2013 | 13:25 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sebuah kabar mengejutkan tersiar dari mulut ke mulut sejak kemarin. Kabar itu mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui pemisahan diri Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan satu syarat.

Papua hanya boleh merdeka hanya setelah SBY tidak lagi menjadi Presiden RI. Informasi itu datang dari anggota Kaukus Papua,  Herman Dogopia, saat berbincang dengan sebuah media online beberapa waktu lalu.

"Kalian boleh merdeka, asalkan jangan di era pemerintahan saya", kata Herman mengutip pernyataan Presiden SBY ketika bertemu dengan para pemimpin agama dari Papua, pada Desember 2011.


Pernyataan itu terlontar dalam pertemuan tertutup, bersih dari peliputan media massa. Namun, kabarnya, pernyataan SBY terberitakan secara berantai dari mulut ke mulut para pemimpin gereja Papua.

Apakah SBY salah ucap? Jurubicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, ketika dihubungi Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu, tegas membantah.

"Saya bantah langsung, tidak pernah ada kalimat demikian dari presiden," kata Julian.

Julian yang terburu-buru ketika dihubungi karena mengaku sedang dipanggil Presiden SBY, memberikan tampikan singkat.  

Sedangkan dalam catatan Rakyat Merdeka Online, memang pernah ada pertemuan tertutup antara Presiden dan para pemuka agama di Papua.

Konfirmasi kebenaran pertemuan tersebut diberikan oleh pejabat di Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI).

Pertemuan tertutup antara para pimpinan Gereja Papua dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terjadi pada Jumat malam tanggal 16 Desember di ruang perpustakaan pribadi SBY, di kediaman pribadinya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Delegasi pimpinan Gereja Papua yang menghadiri pertemuan adalah Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pdt. Jemima M. Krey, S.Th; Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua Pdt. Dr. Benny Giay; Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua Pdt. Socratez Sofyan Yoman, MA; dan Majelis Umum (Sinode Nasional) Gereja Kristen Alkitab Indonesia Pdt. Dr. Martin Luther Wanma.

Sementara Pihak PGI yang hadir sebagai fasilitator adalah Ketua Umum PGI Pdt. Andreas Yewangoe dan Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya