Berita

syarief hasan/ist

Politik

Konsep Dipikirkan Juni, Demokrat Gelar Konvensi September

Konvensi Bukan Pencitraan
MINGGU, 19 MEI 2013 | 19:24 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Partai Demokrat dinilai sedang melakukan pencitraan dengan menunggangi wacana konvensi capres yang demokratis.

Demokrat dianggap memainkan isu konvensi untuk membuat kesan partainya tidak oligarkis dalam menetapkan tokoh capres. Padahal, saat ini elektabilitas partai itu jeblok sampai di bawah 10 persen menurut semua hasil survei lembaga riset. Sementara, jika mengacu UU yang ada sekarang, sebuah partai mesti mengantongi setidaknya 20 persen suara nasional untuk bisa mencalonkan presiden sendiri.

Ketua Harian DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan, mengatakan, lebih baik orang di luar partainya menghargai apa yang menjadi program Demokrat.


"Kami punya program sendiri. Kami pingin punya pemimpin yang jadi harapan rakyat. Faktanya, semua partai belum ada yang mencapai prediksi di atas 20 persen suara dalam pemilu 2014," terang Syarif kepada Rakyat Merdeka Online, di Yogyakarta, Minggu petang (19/5).

Dia akui, rencana konvensi berangkat dari fakta bahwa Demokrat tidak mampu menemukan kader internal yang pantas diusung sebagai capres.

Dia menolak saran pengamat politik senior, Arbi Sanit, yang meminta Demokrat melakukan konvensi gabungan bersama partai koalisi lain agar lebih terkesan realistis.

"Mereka (partai lain) punya program sendiri, mereka punya konvensi sendiri. Kami juga," tambahnya.

Menteri kabinet SBY ini kembali menyatakan keyakinannya Demokrat dapat mencapai suara minimal 15 persen pada Pemilu Legislatif 2014.

Sedangkan untuk mekanisme konvensi, dia ungkapkan bahwa partainya telah membentuk sebuah komite.

"Konsepnya dipikirkan Juni. Ada komite. Pelaksanaan mungkin September," ucapnya.

Dia juga jelaskan bahwa semua pihak dapat ikut dalam konvensi, termasuk pengurus internal Demokrat. [ian]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya