Eza Gionino & Ardina Rasti
Eza Gionino memberikan kesaksian dalam lanjutan sidang kasus penganiayaan terhadap Ardina Rasti di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (15/5). Dari bibir pesinetron ganteng itu, terlontar pernyataan mengejutkan bahwa dirinya dan Rasti ternyata pernah serumah alias kumpul kebo selama masih pacaran.
“Hampir setiap hari saya ada di rumah itu bersama Rasti. Setelah saya pulang syuting saya ke situ. Saya tidak pulang ke rumah saya, tapi pulang ke rumahnya Rasti di Pejaten dan Bintaro,†kata Eza di depan Majelis Hakim.
“Di rumah Pejaten ada Fendy, pembantu Rasti, sedangkan rumah di Bintaro cuma ada saya sama Rasti,†imbuhnya.
Sudah seperti suami-istri, Eza tetap pulang ke rumah Rasti meski si empunya rumah masih di luar, sibuk syuting.
“Kalau Rasti nggak pulang ke rumah di Pejaten karena manggung atau ada syuting, saya tetap pulang ke sana karena saya pegang kunci rumahnya,†ucap pesinetron Putih Abu-Abu ini.
Eza mengungkapkan kronologi kejadian pertengkaran saat di rumah Rasti di Pejaten pada 2011 sampai kasus terakhir di rumah Rasti di Bintaro pada 2012.
“Saya nggak berusaha buka aib dia (Rasti). Apa yang saya omongin, saya hanya menjawab. Setelah cek-cok terakhir dia minta maaf dan bilang ‘Bi, saya pergi syuting dulu ya’, terus dia cium bibir saya,†cetus Eza.
Menurut dia, percekcokan terjadi karena ia curiga Rasti telah selingkuh darinya.
Saat membuka BBM Rasti, ada pesan dari seorang sutradara. BBM itu, diakui Rasti terkait pembuatan video klip. Yang janggal, kata Eza, sehari sebelumnya tak ada pembahasan soal film atau video klip. “Pertanyaan (dalam BBM) sudah makan apa belum dan lain-lain,†ucapnya.
Eza pun menanyakan hal itu secara baik-baik kepada Rasti. Namun, ujungnya malah terjadi adu mulut di antara mereka. Eza dan Rasti saling tuduh telah berselingkuh. Eza lantas tak menyangkal, ia menendang pintu kaca di rumah Rasti.
“Kita jadi cek-cok mulut. Saya bilang diam, tapi dia bentak saya suruh diam. Saya nendang kaca pintu halaman belakang rumah. Saya tendang karena kesal.
Setelah itu kita diam-diaman, saya merasa bersalah tendang pintu kaca rumah dia,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]