Berita

ilustrasi

Nusantara

Puluhan Pekerja Tertimbun, DPRD Perintahkan Freeport Evaluasi Tambang Bawah Tanah

RABU, 15 MEI 2013 | 16:32 WIB

PT Freeport Indonesia wajib segera mengevaluasi infrastruktur pendukung operasional tambang bawah tanah menyusul musibah longsor terowongan yang diduga kuat menelan lebih dari 30 orang korban.

"Berita itu cukup menggemparkan. Sebaiknya Freeport segera mengevaluasi kegiatan operasional tambang bawah tanah," kata Ketua komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua, Yan P. Mandenas, ketika dihubungi di Jayapura, Rabu (15/5).

Hal itu sangat penting karena dia mendengar Freeport berencana mengembangkan tambang bawah tanah, hingga segala sesuatu menyangkut aktivitas bawah tanah perlu didukung infrastruktur yang memadai.


"Bila perlu kecanggihan teknologi dipakai untuk pertambangan tersebut dan yang terutama adalah bagaimana karyawannya memiliki tingkat keselamatan yang maksimal," tegasnya.

Sebagai Ketua Komisi D DPRD Papua yang membidangi infrastruktur dan pertambangan, Yan menilai peristiwa runtuhnya salah satu terowongan di fasilitas pelatihan tersebut bisa dijadikan bahan pelajaran dan evaluasi yang lebih mendalam, karena perusahaan sekelas Freeport yang memiliki kemampuan dan teknologi di bidang tambang pun masih kecolongan.

Menurut Yan, sedang terjadi kerusakan-kerusakan di dalam perut bumi yang mungkin menyebabkan tambang bawah tanah yang digarap PT Freeport ambruk. Hal itu tidak diperhatikan dengan baik oleh PT Freeport saat lakukan eksplorasi bawah tanah, dan akibatnya puluhan pekerja atau karyawan menjadi korban.

PT Freeport juga dimintanya terbuka dan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan kementerian melakukan investigasi.

"Saya dengar yang terjebak di dalam terowongan tersebut adalah pekerja yang rata-rata orang asli Papua, ini segera ambil tindakan penyelematan," serunya.

Sebanyak 32 orang pekerja diduga terjebak di dalam terowongan bawah tanah area PT Freeport pada Senin malam (13/5). Enam orang di antaranya dilaporkan selamat, yaitu Yapinus Tabuni, Yoni, Edowai, Petrus, Mathius dan David Gobai. [ant/ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya