Di luar penampilannya yang terkesan feminin, Prisia Nasution (Phia) ternyata punya hobi yang agak maskulin. Ketika bosan, ia suka memiliki rencana pergi mendadak. Apalagi, jika sulit mendapatkan teman bepergian. Setiap ada break syuting, ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk ke luar kota
“Saya tinggal packing, langsung ke Gambir terus naik kereta ke mana kek,†cerita Phia saat dijumpai, baru-baru ini.
Biasanya, ika ke luar kota ia memilih pergi ke gunung atau mencari spot diving. Tanpa harus merencanakan tempat bepergian secara matang, ia bisa langsung berangkat. Bintang film Sang Penari dan Laura & Marsha ini bahkan tak masalah harus bepergian seorang diri.
“Tapi akhirnya kan di sana ketemu banyak orang,†katanya sambil tersenyum.
“Tapi akhirnya kan di sana ketemu banyak orang,†katanya sambil tersenyum.
Di Indonesia, paling jauh ia terbang ke Kupang dan Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), lalu lanjut ke Pulau Kepa. Saat itu, ia bersama rombongan dari Denpasar, Bali, hendak mencari lokasi indah untuk menyelam. Demi memuaskan diri bepergian, janda cantik ini tak pernah memikirkan
budget.Ia hanya mengandalkan uang yang disimpan di ATM. Kalau sudah begitu, sepulang dari bepergian ia akan langsung menghubungi manajemen. “Minta uang sama manajer, cariin kerja dong,†kata Phia sambil tertawa.
Kenekatannya juga terlihat saat dirinya tak terlalu menjaga barang-barangnya. Saat
travelling, ia mengaku kerap kehilangan barang berharga seperti handphone.
“Kan sering loncat ke sana kemari, nah barang sering ketinggalan. Udah banyak banget yang hilang, sampai pada nanyain kok nggak bisa ditelepon kenapa,†curhatnya tanpa malu.
Phia pun menceritakan baru saja menjalani syuting di Eropa selama 17 hari. Uniknya, pertama datang ke sana, ia sempat salah kostum. Menurut perhitungan kalender, saat itu sudah masuk musim panas. Karenanya, Phia membawa kostum yang menyesuaikan dengan cuaca. Semua serba pendek dan mini.
Ia sama sekali tidak menyiapkan diri untuk perubahan cuaca yang ekstrem. “Kita semua sudah bergaya Bali. Ternyata
winter-nya mundur. Jadi semua harus pakai jaket,†kisah Phia. [Harian Rakyat Merdeka]