Berita

ist

Politik

Masa Mega Menjadi Hero Telah Berlalu...

SELASA, 07 MEI 2013 | 12:30 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Upaya PDI Perjuangan mengusung kader sendiri dalam Pilkada merupakan perkembangan positif. Hal itu berbeda dengan kebiasaan parpol-parpol, bahkan PDIP sendiri di masa lalu, yang menjual suara ke tokoh yang punya uang besar atau kelompok penguasa.

"PDIP ini mulai percaya diri. Hanya saja kelemahannya, PDIP suka terlalu mepet tentukan calon dalam pilkada, terlalu mepet dengan batas tanggal pendaftaran di KPUD," kata pengamat politik, Umar S. Bakry, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (7/5).

Menurut  Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) ini, hal tersebut mengakibatkan kandidat yang diusung tak cukup waktu lakukan mobilisasi dukungan dan seringkali yang diusung itu timbulkan perpecahan. Dia contohkan, di Pilkada Sumut, cagub Effendi Simbolon ditetapkan DPP PDIP kurang dari dua hari sebelum penutupan KPU. Begitupula yang dilakukan PDIP dalam penetapan calon gubernur di Jawa Tengah untuk Pilkada mendatang.


Ditambahkan Umar, bertarung di Pilkada tanpa berkoalisi sama sekali atau tidak menggandeng parpol-parpol besar, bukan akar masalah kekalahan PDIP di dua kali Pilgub (Jabar dan Sumut). Malah, Sekjen Asosiasi Lembaga Survei Se- Indonesia ini menegaskan, PDIP telah menunjukkan perkembangan yang baik.

"Sebenarnya apa yang dicapai PDIP itu luar biasa. Tanpa berkoalisi bisa meraih posisi kedua di Pilkada Jabar, itu luar biasa. Secara partai ada perkembangan positif di PDIP," ujarnya.

Dia menambahkan, deretan kekalahan di Pilkada tak punya korelasi dengan pencalonan tokoh dari PDIP di Pilpres 2014. Apalagi, PDIP memiliki kader sendiri yang bisa diandalkan seperti Gubernur DKI saat ini, Joko Widodo. Hambatannya hanya Megawati Soekarnoputri. Putri Bung Karno itu meski sudah ber-elektabilitas rendah, masih gengsi memberikan tiket ke generasi yang lebih muda.

"Ibu Mega itu kalau dulu menjadi hero sekarang menjadi masalah PDIP. Sebagai satu-satunya partai yang masih ideologis, PDIP mesti usung orang ideologis juga. Tapi, masalahnya cuma Megawati rela atau tidak," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya