Berita

ketum pdip megawati soekarnoputri/ist

Politik

PDIP Disarankan Dikit Pragmatis, Tapi Jangan Keterlaluan Kayak Golkar

SENIN, 06 MEI 2013 | 12:12 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

PDI Perjuangan mesti membuka diri jika ingin mempertahankan kejayaan sampai menang di Pemilihan 2014. Kekalahan partai banteng ini di Pilkada Jawa Barat dan Pilkada Sumatera Utara lalu harus jadi pelajaran penting.

Pengamat politik senior, Arbi Sanit, mengatakan, meski PDIP berani mengusung kader sendiri dan tidak berkoalisi dalam Pilkada, justru terlihat ketidakluewesan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dalam berpolitik.

"Dalam Pilkada minimal harus dapat 30 persen suara untuk menang. Bagaimana PDIP mencari 10 persen dari luar partai? Harus berkoalisi. Koalisi ini pun jangan dengan partai yang cuma 5 persen," terang Arbi Sanit kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (6/5).


Pakar politik dari Universitas Indonesia ini mengatakan juga, mengusung kader sendiri bukan jaminan partai yang memiliki basis cukup ideologis seperti PDIP bisa menang dalam Pilkada. Karena, belum tentu semua kader di daerah sreg dengan calon yang diajukan pusat.

"Di PDIP juga kan ada yang berantem sesama kader dan tidak semua kader memilih calon yang diajukan, kalau kontroversial pasti kalah. PDIP harus ingat ini Pilkada, bukan pemilihan ketua umum dia," tegas dia.

Masih menurutnya, dalam sistem multi partai tidak mungkin ada partai yang "menang sendiri" di pemilihan yang bersifat langsung. Harus ada koalisi. Sekali lagi ini bukan soal martabat partai, tapi perhtiungan politik tentang berapa suara yang bisa diperolah dan siapa yang bisa diandalkan meraup suara.

"Kalau martabat tanpa perhitungan, ya kalah. Politik itu ada perhitungannya," tegas dia lagi.

Arbi menyadari, PDIP sebagai partai "ekstrim kiri" dan fanatik pada ideologi Soekarnois yang anti barat dan anti neo-liberal. Tapi menjadi kesalahan fatal bila PDIP tak mampu fleksibel. Namun, PDIP juga diingatkan agar tidak terlalu pragmatis seperti Partai Golkar.

Bahkan, PDIP pun bisa mempertimbangkan tokoh dari luar partai untuk diusung menjadi jagoannnya dalam pilkada atau bahkan pilpres mendatang.

"Pragmatisme mesti dimainkan juga, sedikit tarik ulur dalam tafsirkan ideologi. Tapi jangan seperti Golkar yang seperti tidak berideologi dan sama sekali sangat pragmatis," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya