Direktur Utama (Dirut) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJA) Budi Karya mengundurkan diri dari jabatannya. Permohonan pengunduran diri itu telah disampaikan secara langsung kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rabu (24/4).
“Dia (Budi Karya) melaporkan juga mau berhenti sebagai Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol,†ujar Ahok di Balaikota, Rabu (24/4).
Menurut Ahok, pengunduran diri Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol secara resmi akan disamÂpaikan dalam Rapat Umum PemeÂgang Saham (RUPS) yang digelar pada 31 Mei mendatang. “Untuk calon pengganti, ya itu uruÂsan diÂatur dalam RUPS lah,†katanya.
Pemprov DKI Jakarta, kata Ahok, selaku pemilik saham juga memiliki andil untuk menentukan calon Dirut PT Pembangunan JaÂya Ancol untuk menggantikan BuÂdi Karya. “Ya ikutan lah. Kan kita juga ada saham,†katanya.
Menanggapi hal ini, Budi meÂnegaskan, dia tidak mengunÂdurÂkan diri, melainkan dipindahÂtuÂgaskan ke tempat lain. “Saya tiÂdak mengundurkan diri, tapi diÂganti posisi. Saya akan dipinÂdahÂtugaskan ke tempat lain. Tapi, belum tahu mau ditugaskan keÂmana,†jelasnya.
Ahok kemudian menjelaskan, pengunÂduran Dirut PJA ini sama sekali tidak ada campur tangan dari pihak manapun. Namun meÂrupaÂkan keputusan Budi Karya sendiri. “Kayaknya mereka berÂunding sendiri. Saya pikir mereka sudah profesional kok, mereka sudah Tbk,†ungkapnya.
Hingga akhir pekan lalu, belum ada nama-nama yang diajukan untuk menggantikan Budi Karya. Ahok menjelaskan, alasan peÂngunÂduran diri Budi Karya seÂbagai Dirut PJA dikarenakan ingin memberikan peluang bagi bawahannya untuk memimpin PJA yang sudah diembannya selama tiga periode.
“Berhenti karena kasihan baÂwahnya nggak naik-naik. BeÂliau yang ngomong kalau yang lain jadi mandek karena dia bertahan di sana,†kata bekas Bupati Belitung Timur ini.
Dengan begitu, menurutnya, Pemprov DKI Jakarta juga berhaÂrap, ada regenerasi dalam tubuh perusahaan yang berÂgerak dalam tempat hiburan dan properti ini.
Diharapkan Ahok, siapapun yang mengÂÂgantikan, bisa menangani perusahaan itu secara profesional.
Ditanya kemungkinan Budi Karya dipindahkan ke posisi lain, Ahok
memprediksi, Budi akan diÂtempatkan pada sebuah peruÂsahaan BUMD. Namun, kepuÂtusan akhir berada di forum RUPS 31 Mei mendatang.
Saham PJA mayoritas dimiliki Pemprov DKI Jakarta sebesar 72 persen, PT Pembangunan Jaya 18 persen dan kepemilikan oleh masyarakat sebanyak 10 persen.
Ahok mengakui, kinerja Budi selama ini sangat baik, sehingga dia yakin bila berada di tempat lain bisa memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan.
DPRD DKI Ngarep Budi Pimpin BUMD LainMendengar kabar jabatan Budi Karya sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk tidak diperÂpanÂjang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat NurÂdin menyatakan, prestasi Ancol di bawah kepemimpinan Budi KarÂya sudah membaik.
Nurdin mengharapkan, PemÂprov DKI Jakarta masih memanÂfaatkan kinerja Budi Karya dalam membenahi dan memimpin BaÂdan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI lainnya. KhususÂnya BUMD DKI Jakarta yang memÂbutuhkan peningkatan kinerja.
“Kalau melihat prestasi dan kapasitas yang telah diraih Ancol, terlihat manajemennya saat ini sudah penuh inovasi. Selain itu, pertumbuhan finansial Ancol pun sehat. Artinya, Budi Karya sudah sukses membangun Ancol selama tiga tahun kepemimpinannya,†puji politisi PKS ini.
Selama tiga tahun menjabat sebagai Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol, lanjutnya, selain meÂngembangkan segmen wisata, Ancol juga meningkatkan pendaÂpatan di bidang usaha lain, yakni properti.
Pada 2012, Ancol meÂngembangÂkan Apartemen NorthÂland Ancol, Coasta Villa TownÂhouse CarnaÂval, Apartemen The Coastal AnÂcol dan PadeÂmangan Center.
DeÂmi keÂlangÂsungan bisnis dan eksÂpanÂsinya, Ancol juga berupaya meÂnambah cadangan lahan atau
land bank melalui upaya reklamasi dan akuisisi lahan di luar Ancol.
Pertumbuhan bisnis Ancol turut menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemprov DKI Jakarta. Selama lima tahun terakhir, PAD dari Ancol terus meÂningkat. Seperti pada 2011, Ancol menyetor PAD ke DKI JaÂkarta senilai Rp 120,8 miliar. Jumlah ini lebih tinggi 7 persen daripada setoran PAD di 2010 yang mencapai Rp 113,2 miliar. Bahkan, pada tahun 2012 Ancol berhasil mempertahankan kinerÂja keuangan positif dengan meÂnemÂbus realisasi pendapatan seÂbesar Rp 1 triliun.
Hal senada juga dilontarkan anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta M Taufik. Dia menegasÂkan, tidak mungkin dengan kiÂnerja yang baik, Budi Karya diÂberhentikan begitu saja oleh PemÂprov DKI Jakarta. SebeÂlumnya, politisi Partai Gerindra ini justru mensinyalir Budi Karya akan dipindahtugaskan untuk memimÂpin BUMD milik DKI Jakarta lainnya.
“Saya menilai kinerja Budi Karya dalam memimpin Ancol berhasil. Dia salah satu Dirut BUMD yang berhasil dibanÂdingkan Dirut BUMD lainnya. Lihat saja, Ancol semakin berÂkembang di bawah kepemimÂpinannya. Dengan potensi yang dimiliki Budi Karya, dia bisa mengabdi di BUMD lain yang ada di lingkungan Pemprov DKI Jakarta,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]