Berita

Nusantara

Sepertinya Ada yang Salah di Otak Ahok

SABTU, 27 APRIL 2013 | 22:14 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Penyebutaan warga bantaran Waduk Pluit sebagai komunis oleh Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama (Ahok) terus menuai sorotan dari sejumlah kalangan. Penyematan tersebut dinilai bisa memicu kerawanan sosial.

Ketua Umum Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR), Sugiyanto, menyayangkaan pernyataan Ahok itu. Terlebih, Ahok sudah dua kali menggunakan kata komunis dalam berkomunikasi ke publik merespon persoalan warga Ibukota yang tinggal di bantaran kali.

Sebelumnya, Ahok menyebut Bank Dunia mengajarkan kita menjadi komunis lantaran mensyaratkan agar pemerintah provinsi DKI membayar ganti rugi kepada warga bantaran kali bila ingin diberikan pinjaamaaan terkait proyek pengerukan 13 sungai atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Emergency. Dredging Initiative (JEDI).


"Doyan banget ngomong komunis, ada apa di balik otak Ahok?" ujar dia kepada wartawan, Sabtu (27/4).

Cerita komunis kata Sgy, panggilan dia, sampai saat ini masih diliputi banyak misteri. Yang menempel diingatan masyarakat soal komunis adalah cerita buruk, pembunuhan, kudeta dan cerita buruk lainnya. Di zaman Orde Baru, orang takut dicap komunis. Dan nampaknya, Ahok tidak mengerti historis komunis di Indonesia.

"Dengan omongan Ahok itu masyarakat bisa ikut membenarkan warga bantaran Waduk Pluit sebagai orang-orang komunis. Jelas ini bisa menimbulkan kerawanan sosial," imbuh Sgy.

Dia menambahkan, omongan Ahok tersebut di luar kebiasaan pejabat. Tidak pernah ada pemimpin yang mengumpamakan rakyatnya yang menyampaikan tuntutan atau keluhan sebagai komunis. Untuk itu, lanjut dia, kedoyanan Ahok ngomong komunis harus mendapat perhatian serius tidak hanya publik Jakarta, tapi juga tanah air.

"Warga di sana salah karena tinggal di atas tanah negara, tapi pemprov juga salah telah membiarkan mereka tinggal lama di sana. Bukankah baiknya masalah rakyat diselesaikan dengan cara persuasif? Sepertinya memang ada yang salah dalam otak Ahok," demikian Sgy.[dem]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya