Berita

ilustrasi/ist

Dunia

Seribu Tentara Perancis Dikerahkan Perangi Islam Radikal

SABTU, 27 APRIL 2013 | 19:22 WIB | LAPORAN: SHOFFA A FAJRIYAH

. Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian menegaskan bahwa negaranya akan tetap mengerahkan 1.000 tentaranya di Mali untuk memerangi militan Islam radikal.

"Sekarang kita berada dalam fase pasca-perang. Resolusi PBB yang telah diadopsi mungkin akan menstabilkan kekuatan negara itu.Tapi Perancis akan tetap mengerahkan sekitar 1.000 tentara untuk melanjutkan operasi militer.," katanya dalam kunjungan ke kota Gao, Mali seperti yang dikutip Associated Press (Sabtu, 27/4).

Selama kunjungan Le Drian ke Mali, ia bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Jenderal Ibrahim Dahrou Dembele. Pertemuan dilakukan untuk membahas upaya-upaya untuk melatih militer Mali.


Kepada Le Drian, Jenderal Dembele juga mengeluhkan kesulitan yang masih terjadi di wilayah Kidal Mali meskipun tentara Perancis telah berhasil menyingkirkan para militan Islam tersebut. Daerah tersebut telah dijaga oleh pasukan Perancis dan Chad, namun otoritas lokal menolak kehadiran tentara Mali karena dianggap telah melanggar hak asasi manusia.

Mali jatuh ke dalam kekacauan setelah kudeta 2012 Maret yang menciptakan kevakuman keamanan akibat pemberontak Tuareg sekuler mengambil alih Mali Utara negara itu sebagai tanah air baru. Beberapa bulan kemudian, mereka diusir oleh kelompok militan Islam.

Setelah kelompok militan Islam mulai bergerak ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah di Mali Selatan, Perancis melancarkan serangan militer pada 11 Januari untuk mengusir mereka. Para pejuang, banyak terkait dengan al-Qaeda, melarikan diri dari kota-kota besar di Mali Utara tetapi banyak bersembunyi di padang gurun dan terus melakukan serangan, termasuk bom bunuh diri.

Perang yang dipimpin Perancis ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius di wilayah Mali Utara dan telah membuat ribuan orang mengungsi, yang kini hidup dalam kondisi menyedihkan. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya