Wajah-wajah baru dalam perpolitikan tak sedikit mewarnai musim pendaftaran caleg sementara yang dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU). Orang-orang baru yang terdiri dari berbagai latar belakang ini diharapkan menjadi "darah segar" bagi perpolitikan yang karut marut akibat mendarah dagingnya praktik oligarki.
Salah seorang pendatang baru yang bersinar datang dari Bekasi. Namanya, Mirnawati Said atau akrab dikenal dengan Niena Said.
Perempuan jelita ini sejak kecil menetap di Kota Bekasi, Jawa Barat. Pengalaman hidupnya begitu semarak. Ia sudah malang melintang di berbagai bidang profesi dan bisa dibilang multitalenta karena telah banyak pula prestasi yang diraihnya. Salah satunya, pernah menjadi finalis Lux Magic Spell Princess 2008.
Kini Niena bergiat sebagai Social Media Consultant di International Student Identity Card (ISIC), juga mengajar vokal di Qarina Rumah Musik. Di sebuah production house bernama Starbridge, Niena memegang tanggung jawab Produser Line.
Dengan segala kesibukannnya tadi, saat ini perempuan berparas manis ini tengah berkonsentrasi dalam persiapan menuju kursi DPRD Bekasi Kota dari Partai Amanat Nasional (PAN). Niena mengaku, langkah besar ini bukan sekadar untuk mencoba-coba. Ada idealisme tertanam di nuraninya.
Cita-citanya yang paling menonjol adalah membangun kesejahteraan masyarakat, mulai dari lingkungan di sekitarnya. Mimpi yang tulus itu, menurut Niena, bisa terwujud bila dirinya terjun ke dalam dunia kebijakan publik.
Kepada
Rakyat Merdeka Online, pemilik suara yang indah ini mengakui keinginan untuk melahirkan perubahan yang lebih baik di Bekasi punya landasan sejarah kuat karena dia tumbuh besar, dan akhirnya memilih untuk menetap di Bekasi. Fakta itu membuatnya merasa harus bergerak segera untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik dalam semua aspek, bagi masyarakat Bekasi.
Darah muda yang mengalir dalam jiwanya, membuat Niena menetapkan konsentrasi pada program-program yang bisa memecahkan berbagai persoalan yang menyangkut produktivitas pemuda Kota Bekasi.
Niena bukan sosok asing bagi kalangan muda di Kota Bekasi. Kebiasaannya yang tidak pernah hilang adalah rajin menyambangi serta berdiskusi langsung dengan para remaja dan pemuda.
Dari tiap dialog yang terjadi, ada satu kesimpulan yang disadarinya bahwa bangsa Indonesia akan maju atau bisa pula hancur hanya karena peran pemuda. Tatanan negara dan bangsa ini akan rusak sedemikian rupa bila para pemudanya tak siap menjawab tantangan peradaban jaman.
Dia tegaskan berulangkali, sudah saatnya pemuda pemudi melakukan perubahan untuk sebuah kejayaan bangsa. Motonya, "berjuang, kerja keras, cerdas, ikhlas hingga tuntas" dalam menjalankan proses perubahan.
[ald]