Terang sudah kenapa proyek pembangunan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang yang berbiaya Rp 101,5 miliar terhenti.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengatakan, terhentinya proyek JLNT merupakan keputusan dari pihak kontraktor, yaitu Istaka Karya. Namun, Istaka Karya menghentikan proyek karena adanya hutang Rp 20 miliar yang belum dibayar oleh Pemprov DKI.
"Masalah ini baru terungkap sekarang," kata Ahok, sapaan Basuki, kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (24/4).
Ahok mengatakan persoalan hutang ini tidak terlalu bermasalah karena dananya sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Akan tetapi, hutang belum bisa dibayarkan karena terjadi kelebihan volume pekerjaan. Untuk itu, Ahok mengatakan pihaknya akan mempelajari kelebihan volume tersebut.
"Kami sudah minta Dinas PU dan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta untuk mempelajari masalah ini secara hukum. Kita juga tunggu hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan. Kalau hasilnya kita harus bayar, maka pasti akan kami bayar," ucap Ahok.
Dalam kesempatan ini Ahok menyampaikan optimistisnya bahwa proyek JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang selesai Desember 2013. Pengerjaan fisik JLNT tinggal 17%.
"Kalau pun perlu dilakukan tender ulang karena pembangunannya kini terhenti, saya ingin proyek ini cepat selesai. Ditargetkan pembangunannya sudah selesai Desember tahun ini," demikian Ahok.
Sebelumnya Ahok tegaskan penghentian proyek JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dilakukan secara sepihak oleh kontraktor, bukan oleh Pemprov DKI.
"Kan yang hentikan mereka (kontraktor). Sekarang kita minta dihentikan total supaya diaudit dulu. Kita juga mau tanya kenapa stop di tengah jalan," katanya di Balaikota, Selasa (23/4) kemarin.
Ahok menjelaskan, Pemrov mengetahui proyek JNLT dihentikan karena adanya laporan dari Kepala Dinas PU yang baru. Dia juga menyinggung kinerja Kepala Dinas PU yang lama, Ery Basworo yang kurang mumpuni. Menurutnya, Kadis PU lama tidak melaporkan perihal pelaksanaan proyek JNLT yang ternyata proyek multiyears.
Ahok juga mengaku tidak tahu menahu perihal anggaran proyek JNLT yang mulai dilakukan pada 2010 sudah dimasukkan dalam APBD 2013. Ahok berjanji akan segera menyelesaikan proyek JLNT setelah BPKP dan BPK melakukan audit terhadap pengerjaan yang sudah ada.
Biaya yang dikucurkan untuk pembangunan proyek JLNT sebagaimana tercantum dalam pos anggaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI adalah sebesar Rp 101,5 miliar. Dengan rincian: pembangunan jalan layang paket KH Mas Mansyur sebesar Rp 64 miliar; Paket Casablanca Rp 2 miliar; Paket Jalan Prof Dr Satrio Rp 21,5 miliar; anggaran pembangunan ramp on off barat Rp 1,5 miliar; dan ramp on off timur Rp 12,5 miliar.
[dem]