Kritik terhadap pemerintah dalam mengelola pendidikan nasional bukan cuma berasal dari para politisi DPR, pengamat pendidikan dan LSM-LSM. Suara keprihatinan juga datang dari kalangan seniman. Salah satunya, band D'Guru.
D'Guru terdiri dari tiga pria berlatar pendidikan guru musik, Sunaryo alias Paguru (vokal), Fry (gitar) dan Umar (bass). Mereka mengaku punya kekecewaan mendalam terhadap pemerintah yang tidak pernah konsisten menjalankan kurikulum pendidikan nasional.
"Kurikulum apapun bagus jika dijalankan konsisten. Masalah bangsa belakangan ini adalah kurikulum tidak pernah diimplementasikan dengan baik," kata Sunaryo, yang mengaku mendirikan D'Guru bersama dua rekannya sebagai gerakan moral demi pembangunan dunia pendidikan dan kehidupan nasional yang lebih baik.
Dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online beberapa waktu lalu, pria yang pernah mengajar musik di sekolah swasta ternama ini menyatakan, kurikulum yang inkonsisten akan melahirkan kebingungan di pihak pendidik dan anak didik.
"Katakanlah kurikulum 2013 ini baru lagi. Pertanyaannya, apakah kurikulum 2004 sudah berjalan? Semua berjalan di tingkat elite. Anggaran tidak dipakai untuk sosialiasi ke bawah. Belum tuntas diimplementasikan kok sudah diubah?" sesalnya.
Dia juga melontarkan kritik tajam kepada pemerintah yang menyusun sistem pendidikan nasional. Menurutnya, pemerintah saat ini terlalu banyak berwacana namun miskin tindakan konkret.
"Kerja saja kayak Jokowi (Gubernur DKI). Tidak usah banyak wacana. Generasi saya ini pakai kurikulum lama peninggalan zaman belanda yang dipakai buat membodohi. Pakai itu saja banyak hasilnya yang bagus dan duduk di posisi penting. Kok sekarang malah amburadul?" ungkapnya yang dua tahun terakhir memilih jalan wiraswasta.
Bagi D'Guru, pendidikan dapat diibaratkan sebagai urat nadi bangsa. Negara seperti Malaysia yang awalnya jauh terbelakang dari Indonesia tidak pernah banyak omong mau menjadi negara industri maju. Tapi karena pemerintah negeri jiran itu membangun SDM-nya dengan serius, akhirnya mereka menjadi negara industri.
"Bayangkan kalau Indonesia bisa sekolahkan warganya sampai di perguruan tinggi dengan gratis dan layak, pasti bangsa ini maju," jelasnya.
Ditambahkannya, sistem pendidikan kini potensial mengundang bencana karena mengajarkan para siswa berorientasi menumpuk harta materi.
"Padahal dasar semuanya adalah moral dan sikap. Based on morality, bukan based on material. Kini semua orientasi untuk materi, bukan attitude," tegasnya.
D'Guru menyadari juga bahwa masih banyak tenaga pengajar yang tidak berkualitas dan tidak mampu menjadi teladan moral. Karena itu band ini didirikan empat tahun lalu untuk membawa pesan moral kepada guru dan anak didik bahwa pendidikan itu adalah gerakan moral.
"Jika tak ada pendidikan berdasar moral yang baik, akhirnya kita semua bermental kuli dan berideologi uang," pungkas Sunaryo.
[ald]