umar-sunaryo-fry
umar-sunaryo-fry
Guru baik, murid lebih baik
Guru nakal, murid lebih nakal
Murid pintar kita semua bangga
Guru tak berharap jasa
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari
Guru tak tahu diri, murid hilang harga diri -"Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari"-
Demikian sepenggal lirik lagu sarat makna yang dilahirkan oleh kegelisahan nurani dan diskusi mendalam tiga pria alumnus Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Rawamangun (kini Universitas Negeri Jakarta), yang sekitar lima tahun lalu bersepakat mendirikan band D'Guru.
D'Guru didirikan oleh Sunaryo alias Paguru (vokal), Fry (gitar) dan Umar (bass), tiga pria berlatar belakang pendidikan guru musik. Sampai kini, Fry masih mengajar musik di sebuah sekolah menengah atas swasta, sedangkan Umar adalah pengajar di sebuah sekolah musik. Sedangkan Sunaryo sudah memutuskan untuk berhenti mengajar beberapa tahun lalu untuk kemudian berwiraswasta.
"Nama D'Guru dipilih bukan cuma karena berasal dari sekolah guru. Menurut kami, profesi guru itu menyentuh lintas gender, lintas golongan, lintas generasi. Semua orang pernah bersentuhan dengan guru," ujar Sunaryo, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online di bilangan Tebet beberapa waktu lalu.
D'Guru didirikan bukan dengan alasan klasik. Bagi mereka ngeband bukan untuk sekadar bermusik dan menghibur diri, melainkan salah satu alat gerakan moral demi pembangunan dunia pendidikan dan kehidupan nasional yang lebih baik.
"Jika para pendidik sudah menjadi teladan yang baik, maka masa depan bangsa ini akan cerah," tambah Sunaryo.
Lulus dari IKIP dan menjadi menjadi guru musik, membuat tiga pria yang sudah berusia di kepala empat itu terinspirasi untuk mendorong perubahan sosial melalui lirik dan lagu.
"Idealisme kami bertiga sama dalam menciptakan sebuah band dan coba produktif hasilkan lagu. Kami awalnya merasa prihatin pada dunia pendidikan. Lama-lama syair kami bertema konteks lebih luas, kritik sosial," ungkap Sunaryo yang diamini Fry
Sejak berdiri sekitar 2008, D'Guru sudah menelurkan banyak karya. Mayoritas lagu-lagu bertema pendidikan seperti "Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari" dan "Guru Harus Jujur". Namun, belakangan, sesuai kondisi politik yang amburadul, jiwa mereka tergerak untuk menciptakan lagu bertema kritik sosial, contohnya "Pejabatku" dan "Dolanan Rakyat".
Dua lagu terakhir dapat dilihat melalui channel Youtube melalui link berikut http://www.youtube.com/watch?v=1eOEMjDoi2k dan http://www.youtube.com/watch?v=6aWdIF2R2n4. Konsepnya amat sederhana karena semua memakai uang sendiri.
"Lagu kami sama sekali tidak bermaksud menggurui. Kami ingin membangun semangat bangsa ini untuk maju sekaligus melakukan kritik otokritik. Kami juga bukan manusia sempurna, melalui lagi kami menyemangati diri sendiri," ungkap Paguru merendah.
Simak saja liriknya berikut:
Guru jujur berkata
Guru jujur berkarya
Guru sang pecinta
Bijak, lembut bertutur sapa, setia,slalu bersahaja
Selalu ada waktu untuk diriku
Selalu ada waktu untuk kita bersama kasih -"Guru Harus Jujur"-
Menciptakan lagu tentang guru dan dunia pendidikan diharapkan mereka dapat diterima semua kalangan dan tak lekang oleh masa.
"Terbukti, waktu kita manggung di beberapa sekolah, murid-murid dengan cepat hapal baitnya, dan nyanyi bareng-bareng. Sayangnya, sering lagu kami disalahgunakan untuk ngeledek gurunya ," kata Sunaryo alias Paguru.
Yang Penting Manggung
Beberapa tahun setelah berdiri, D'Guru kian dikenal di berbagai komunitas. Mereka kerap dipanggil untuk manggung di berbagai daerah seperti Jambi, Lampung, Brebes, Tegal, Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Bahkan, manggung di pesta perkawinan seorang penggemar pun pernah. Di beberapa acara mereka rela tidak dibayar secara profesional meski sudah mengeluarkan ongkos dan tenaga, juga membayar dua pemain additional (Ulfi dan Djoko) yang tentu mesti diberi imbalan layak.
"Mimpi kami yang utama bukan menjadi komersial, tapi lagu-lagu kami menasional. Mudah-mudahan 2014 lagu kami menasional dengan cara apapun akan kami tempuh," timpal Fry.
Dengan talenta memikat yang dianugerahi Sang Pencipta, D'Guru merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap kehidupan sosial dan politik yang secara tidak langsung terintegrasi dengan pendidikan. Contohnya sentilan melalui lirik berikut:
Dolanan rakyat, rakyatnya buat dolanan
Jualan rakyat,rakyatnya buat jualan
Siapa yang dolanan rakyat
nantinya bakal kualat...
Siapa yang jualan rakyat
Nantinya pasti kiamat -"Dolanan Rakyat"-
Atau pada penggalan lirik "Pejabatku" berikut:
Pejabatku…
Ayo pada kerja
Ayo terus kerja
Ayo smangat kerja….
Pagi sore siang malam
Rakyatmu masih kelaparan..
( ayo pada kerja, ayo terus kerja, ayo smangat kerja ).
"Lirik Pejabatku itu lebih banyak menyebutkan kerja, kerja dan kerja. Kami mau sampaikan itu pejabat jangan banyak omong, tapi kerja saja untuk rakyat," ungkap Sunaryo.
Diakui Fry dan Sunaryo, aksi panggung yang paling berkesan buat mereka adalah ketika mengisi acara Malam Budaya Rakyat Merdeka 2013 di Hotel Sari Pan Pacific pada Maret lalu. Di acara tersebut hadir banyak pejabat negara, tokoh partai politik, anggota DPR dan budayawan.
"Saat itu lirik yang kami ciptakan itu tersampaikan langsung ke mereka, ada para pejabat dan ada Jokowi (Gubernur DKI) waktu itu. Akan lebih bahagia lagi kalau lagu kami menasional dan berkontribusi bagi perubahan bangsa" ungkap Sunaryo. [ald]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 10:12
Senin, 29 Desember 2025 | 10:07
Senin, 29 Desember 2025 | 10:06
Senin, 29 Desember 2025 | 10:03
Senin, 29 Desember 2025 | 09:51
Senin, 29 Desember 2025 | 09:49
Senin, 29 Desember 2025 | 09:37
Senin, 29 Desember 2025 | 09:36
Senin, 29 Desember 2025 | 09:24
Senin, 29 Desember 2025 | 09:20