Berita

Politik

Hasjim Djalal: Sejarah Peradaban Amat Penting untuk Penentuan Batas Wilayah

Pemerintah Harus Bantu Tim di Gunung Padang
SABTU, 13 APRIL 2013 | 12:13 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sejarah peradaban suatu bangsa sangatlah penting karena dapat dijadikan sebagai bukti pendukung utama dalam penentuan batas wilayah transnasional.

Demikian dikatakan seorang diplomat senior dan tokoh hukum laut, Prof. Dr. Hasjim Djalal, ketika menghadiri sebuah seminar di Universitas Indonesia (UI), Jakarta, beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari setkab.go.id.

Hal itu dikatakannya menanggapi perjuangan Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang menggali temuan terbaru dalam sejarah peradaban Indonesia. Dari pengamatannya sebagai perwakilan Indonesia dalam berbagai negosiasi batas wilayah transnasional sejak era Soekarno sampai presiden sekarang, temuan sejarah sangat berpengaruh.


"Adalah baik bila pemerintah bersedia untuk membantu para peneliti. Sejauh ini, mereka tampaknya telah ditinggalkan dalam melaksanakan tugasnya," kata Hasjim Djalal.

Para peneliti Gunung Padang adalah tim independen yang terdiri dari para ilmuwan terbaik di Indonesia.

Tim yang dibentuk atas inisiatif Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, ini merupakan pendalaman terhadap temuan ikutan dalam penelitian kebencanaan purba, sebagai salah satu bagian utama dari mitigasi terhadap katastropik (bencana sangat besar) yang mengulang. Dibentuknya tim ini merupakan satu bentuk fasilitasi pemerintah terhadap keinginan para ilmuwan multi disipilin memberikan sumbangsih kepada negara.

Tim Terpadu Riset Mandiri ini menggunakan berbagai metode non-konvensional dalam penelitianya. Misalnya, seperti penggunaan geolistrik, georadar dan geomagnetik, serta dan alat bantu geofisika lainnya. Selain itu juga menggunakan citra satelit, foto IFSAR, kontur dan peta model dijital elevasi (DEM).  Dari berbagai data yang dihasilkan itu, serta ditambah dengan pembuktian paleosedimentasi di beberapa titik bor sampling, serta analisa petrografi.

Keberhasilan tim untuk berkerja sejauh ini sampai pada hasil membuktikan hasil hipotesa mereka dengan melakukan penggalian arkeologi beberapa titik bahwa ada bangunan utama berukuran 15 hektar di Gunung Padang, atau setara dengan 10 kali dari Candi Borobudur. Bangunan yang tertimbun ini memiliki luas total komplek bangunan sebesar 75 hektar. Bangunan ini dinilai bukan semata capaian di bidang arkeologi dan kebudayaan. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya