Berita

11 Orang Tewas dan Ribuan Rumah Terendam Luapan Bengawan Solo

JUMAT, 12 APRIL 2013 | 17:54 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

. Banjir akibat meluapnya Bengawan Solo di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur menimbulkan kerugian besar. Banjir yang terjadi sejak Minggu (7/4) hingga sekarang masih menggenangi beberapa wilayah di bagian hilir Bengawan Solo. Banjir menggenangi daerah yang dilalui Bengawan Solo, yaitu Kabupaten Blora, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik yang mencakup lebih dari 40 kecamatan dan ratusan desa.

"Data sementara tercatat 11 orang meninggal. Sebanyak 22.830 rumah, 7.450 hektar sawah dan infrastruktur lainnya terendam. Kerusakan dan kerugian masih dihitung," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan persnya, Jumat (12/4).

Sebanyak 11 warga yang meninggal terdiri dari 5 orang di Ngawi, 4 orang di Bojonegoro, seorang di Tuban dan di Gresik. Sebagian besar korban meninggal terseret arus laut. Banjir terparah terjadi di Kabupaten Bojonegoro, yang menyebabkan 4 meninggal, sebanyak 11.942 rumah, 11 TK, 29 SD, 6 masjid, 74 mushola, dan 120.940 jalan terendam banjir.


"Seluas 3.820 hektar sawah terendam, 1.499 kambing dan dan 2.523 sapi diungsikan. Penyebab utama banjir adalah hujan berintensitas tinggi dan berdurasi lama di DAS Bengawan Solo," jelas Sutopo lagi.

Meskipun sudah musim transisi menuju kemarau, namun anomali suhu muka air laut Indonesia di atas normal yaitu 0,7-1,3 derajat Celsius. Ditambah dengan adanya siklon tropis Victoria dan osilasi Madden-Julian maksimum sejak minggu lalu, menyebabkan pasokan uap air di atmosfer melimpah sehingga wilayah Indonesia hujan lebat. Siklon tropis Victoria sudah menjauh Indonesia dan tidak akan memberikan dampak cuaca lagi.

Lebih lanjut Sutopo menambahkan, selain itu Bengawan Solo termasuk DAS kritis akibat kerusakan DAS. Sementara penduduk di sekitar Bengawan Solo terus bertambah dan tinggal di daerah rawan banjir. Tahun 1980 ada 13,5 juta jiwa, tahun 1990 menjadi 14,7 juta jiwa, dan tahun  2005 ada 17,5 juta jiwa.

"Tutupan hutan hanya 13,6% dari luas DAS. Erosi tanah mencapai 3,14 milimeter per tahun yang melebihi erosi yang ditoleransikan. Kondisi ini mendukung banjir setiap tahun di Bengawan Solo," demikian Sutopo. [dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya