Berita

KPK Harus Berhenti Bikin Sensasi dengan Menangkap Penjahat Kelas Teri

KAMIS, 11 APRIL 2013 | 09:38 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Penangkapan preman pajak di Stasiun Gambir dengan bukti tangkap tangan sebesar Rp 125 juta baru gambaran pucuk gununug es yang tampak oleh publik.

Masalah mendasar dan paling mengerikan dari kejahatan di lingkungan Perpajakan adalah pembalakan APBN yang abu-abu senilai ratusan triliun rupiah.

Begitu dikatakan Sekjen Asosiasi Pembayar Pajak Indonesia (APPI), Sasmito Hadinegoro, yang mengikuti dari dekat kejahatan krah putih di lingkungan Kementerian Keuangan.


Kejahatan bernilai ratusan triliun itu, sebut Sasmito yang juga menggagas gerakan Hindari Memilih Sri Mulyani (HMS), sudah barang tentu tidak dilakukan oleh petugas pajak kelas rendahan. Melainkan dilakukan oleh pucuk pimpinan tertinggi di kementerian, terutama pada periode 2003 hingga 2012.

"Uang pajak yang disetor ke kas negara digunakan untuk pesta pora dengan bungkus subsidi obligasi rekap yang membobol fasilitas BLBI sebesar Rp 640 triliun. Praktik ini terus berlanjut dengan penggelontoran subsidi puluhan triliun sampai dengan di APBN 2013," ujarnya.

Kajahatan pucuk pimpinan Kementerian Keuangan ini juga dilakukan dalam bentuk restitusi pajak bernilai triliunan yang tidak diungkap ke hadapan publik.

"Jika hal ini disadari rakyat, maka awas, rakyat akan menolak bayar pajak. Dan siapapun yang jadi presiden akan jatuh tanpa dikudeta kalau rakyat menolak bayar pajak," masih kata Sasmito.

Dia menyerukan agar pembalakan APBN diberantas dari atas. KPK, sebutnya, jangan membuat sensasi dan mengalihkan isu korupsi pajak triliunan rupiah dengan mempertontonkan penangkapan pegawai pajak kelas teri. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya