Berita

KRL/IST

Politik

KA Dioptimalkan, Konsumsi BBM Subsidi Bisa Ditekan

SELASA, 09 APRIL 2013 | 18:16 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pemerintah diminta agar serius memperhatikan alat transportasi massal seperti kereta api untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

"Pengoptimalan peran alat transportasi massal mampu menekan penggunaan bbm bersubsidi," ujar Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria, dalam keterangan persnya, Selasa (9/4).

Sofyano mengemukakan, jika PT Kereta Api Indonesia (Persero) diarahkan oleh pemerintah untuk mengangkut lebih banyak penumpang dan barang dari sebelumnya, maka penggunaan alat transportasi seperti kendaraan bermotor milik pribadi, bus-bus antar kota antar propinsi serta truk-truk pengangkut barang akan dapat ditekan.


Selain mengurangi beban subsidi, penggunaan kereta api juga akan mampu mengurangi volume kendaraan bermotor di jalan raya. Dengan demikian, kondisi jalan raya yang ada akan lebih panjang usianya karena berkurangnya beban dari truk truk pengangkut barang.

Sayangnya, pemerintah masih kurang perhatian terhadap keberadaan dan peran kereta api. Hal itu, kata dia, bisa terlihat dari besaran subsidi yang diberikan pemerintah terhadap KAI yang per tahunnya hanya sekitar Rp 770 miliar.
Bandingkan dengan alat transportasi massal TransJakarta yang beroperasi pad wilayah terbatas yakni mengangkut masyarakat Jakarta semata. Pemprov DKI memsubsidinya sekitar Rp 500 miliar per tahun.

Lebih lanjut ia menyarankan, sebaiknya subsidi bagi KAI tidak hanya dititikberatkan pada kereta commuter dan KRL ekonomi. Tapi juga angkutan penumpang dan barang untuk seluruh tujuan di mana KA terdapat.

“Pemerintah sudah harus pula mencabut ketentuan tentang subsidi bagi KAI yang hanya mensubsidi bagi kereta non ac saja. Sudah saatnya pula pemerintah memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” tekannya.

Tak terkecuali juga kepada angkutan barang dengan menyediakan terminal angkutan barang yang dapat menampung keberadaan KA  pada pelabuhan laut yang ada seperti di Tanjung Priok, Cirebon, Tegal , Tanjung Emas, dan Tanjung Perak.

"Penggunaan bahan bakar untuk kereta api angkutan barang perlu pula diberikan kepada KAI sehingga mereka bisa memberikan tarif angkutan barang yang lebih bersaing dengan alat angkutan barang lainnya," katanya.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya