Berita

ponpes diserang/rmol

Dituduh Sesat, Ponpes di Tasik Hancur Diamuk Massa

MINGGU, 07 APRIL 2013 | 20:22 WIB | LAPORAN:

Beberapa ruangan di lingkungan Pondok Pesantren Al Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya, dirusak ratusan anggota ormas Islam, pagi (7/4) tadi. Pengrusakan ini diduga karena adanya tudingan jika pondok pesantren tersebut beraliran sesat.
 
Kondisi kaca madrasah, rumah guru ngaji dan sebuah bangunan mini market di lingkungan Pondok Pesantren Al Idrisiyyah, Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, hancur berantakan.
 
Pengrusakan tersebut diduga dilakukan ratusan massa yang berasal dari salah satu ormas Islam. Mereka memecahkan bagian kaca-kaca jendela dengan cara dilempar menggunakan batu. Beruntung aparat kepolisian sigap dan berhasil menghalau massa.
 

 
Kedatangan ormas ke pesantren untuk mencari dan menangkap seseorang bernama Ridwan. Dia merupakan bekas jamaah yang diduga pernah melakukan perbuatan asusila dan tinggal di belakang Pondok Pesantren Al Idrisiyyah.
 
Massa juga berusaha masuk ke pondok pesantren untuk menangkap pimpinan pondok pesantren yang dituduh ajarannya sesat. Salah satu tuduhan sesatnya yakni ada ajaran yang mengatakan pemimpin boleh berbuat apa saja kepada jamaahnya.
 
Aksi penyerangan ini berawal adanya isu menyebarkan aliran sesat dari Pondok Pesantren Al Idrisiyyah. Tuduhan yang dimuat melalui sebuah majalah mengungkap jika pimpinan Ponpes Al Idrisiyyah kerap berbuat asusila.
 
Ajaran ponpes juga dianggap menyimpang dari ajaran Islam karena menambah jumlah syahadat dari dua menjadi tiga.
 
Pihak pondok pesantren melalui Ir H Irfan Boediono, Sekretaris Ponpes Al Idrisiyyah membantah semua tuduhan yang sangat merugikan ribuan jemaahnya tersebut.

“Selain tidak berdasar, tuduhan sesat sengaja dimunculkan saat pondok pesantren berkembang pesat. Kami menduga pelaku penyebar aliran sesat merupakan mantan jemaah,” kata Irfan.
 
Peristiwa tidak menyenangkan ini sudah dilaporkan ke Polresta Tasikmalaya. Bahkan pelaku dengan jelas mengancam akan melakukan penyerangan terhadap pondok pesantren. Sejauh ini kebenaran tuduhan dan keberadaan pelaku masih sulit dibuktikan. Dibutuhkan peran aktif dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menengahi kasus ini agar tidak memunculkan konflik horizontal. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya