Para perwira di Markas Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, mestinya sigap mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tak diinginkan setelah Sersan Satu Heru Santosa tewas, di Hugo's Cafe di Jalan Adisucipto, Sleman, Yogyakarta pada 19 Maret dini hari lalu.
Hal itu disampaikan Mantan Wakil Komandan Jenderal Kopassus Letjen (Purn) Sutiyoso dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online tadi pagi (Jumat, 5/4).
"Para perwira harus mengawasi secara ketat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Terutama pengawasan senjata. Kan senjata biasanya di gudang, kecuali kalau mereka mau operasi atau latihan, dikeluarkan lagi," tegasnya.
"Itu tentu menjadi tanggung jawab para perwiranya," sambung mantan Pangdam Jaya ini.
Karena, ungkapnya, dikuatirkan, karena jiwa korsa yang tinggi, teman-teman atau yang pernah menjadi anak buah Sersan Satu Heru Santosa melakukan aksi balas dendam terhadap orang yang terlibat dalam menghabisi nyawa Sertu Heru tersebut.
Dia sendiri sudah menduga bahwa penyerang Lapas itu adalah anggota Kopassus setelah mengetahui bahwa sebelumnya Sersan Satu Heru Santosa juga tewas dibunuh.
"Aku pas diwawancara nggak nuding aja. Tapi sudah memperkirakan, ini pasti anak-anak di Kandang Menjangan. Aku kan pernah bertugas sebelas tahun di Grup II itu. Cuman aku nggak etis toh terus ngomong itu (langsung). Tapi dalam analisa dan pikiran saya, pastilah itu anak-anak," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Bang Yos ini.
Di Wisma Antara, Jakarta,
Rabu (27/3) malam lalu, Sutiyoso memang meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan soal siapa penyerang Lapas. Namun, saat itu, dia sudah memberi isyarat, bahwa anggota Kopassus memiliki jiwa kebersamaan yang tinggi. [zul]