Berita

ilustrasi

Nusantara

Kelangkaan Solar Bersubsidi Juga Terjadi di Kota Yogyakarta

RABU, 03 APRIL 2013 | 16:35 WIB

Kekurangan bahan bakar solar bersubsidi masih terjadi di beberapa daerah. Seperti terjadi di stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Yogyakarta, seperti di Jalan Lowanu dan Jalan Kolonel Sugiono.

"Di beberapa SPBU Kota Yogyakarta terjadi kekurangan solar bersubsidi karena pasokannya dikurangi, sekitar tiga hingga delapan persen," kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Yogyakarta, Siswanto, di Yogyakarta, Rabu (3/4).

Dia mencontohkan, akibat pengurangan atau pengendalian pasokan solar bersubsidi tersebut, SPBU miliknya hanya menerima pasokan solar bersubsidi tiap empat hari sekali.


"Sebelum ada kebijakan pengendalian solar bersubsidi ini, pasokan solar datang dua hari sekali. Sekarang menjadi empat hari sekali sebanyak 8.000 liter," lanjutnya.

Jumlah solar bersubsidi yang dipasok saat ini akan langsung habis dalam waktu satu hari. Sehingga pada beberapa hari berikutnya, tidak ada solar bersubsidi yang bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Sementara itu, salah satu petugas SPBU Lowanu, Supriyadi, mengatakan, ada penurunan pasokan solar bersubsidi dari biasanya 16.000 liter menjadi 8.000 liter tiap kali stok. Pasokan solar yang datang biasanya habis dalam waktu dua hari..

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta, Sri Harnani, mengatakan, pasokan bahan bakar solar untuk SPBU di Kota Yogyakarta biasanya datang pada siang hari.

"Pasokan itu datang pada pukul 11.00 hingga 15.00 WIB, sehingga muncul kesan solar habis. Bila dibanding daerah lain, konsumsi solar di Kota Yogyakarta tergolong rendah," katanya.

Ia mengatakan, akan melakukan pertemuan dengan Hiswana Migas Yogyakarta dan Pertamina untuk membahas pasokan solar dan bahan bakar lainnya, termasuk realisasi penggunaannya.

Pada 2013, DIY memperoleh kuota solar bersubsidi sebanyak 126.166 kiloliter atau lebih rendah dibanding kuota tahun sebelumnya sebanyak 130.000 kiloliter. [ant/ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya