Berita

ilustrasi

Nusantara

Data Penerima Jamkesmas dan Raskin di Surabaya Amburadul

SENIN, 01 APRIL 2013 | 21:25 WIB

Data penerima kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan beras miskin (Raskin) di Surabaya masih amburadul.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Simon Lekatompessy, mengatakan, data yang digunakan Badan Pusat Statisktik (BPS) dalam menentukan kuota penerima Jamkesmas dan Raskin tidak tepat sasaran.

"Saat ini banyak warga yang sebelumnya terdaftar sebagai penerima Raskin maupun Jamkesmas mengeluh karena tidak tercantum dalam kuota warga penerima tahun ini. Sementara ada warga musiman yang sebelumnya tidak tercantum justru malah terdaftar," kata Simon, Senin (1/4).


Kondisi itu ditemui pada saat dirinya menggelar reses di sejumlah wilayah seperti Wiyung, Banyu Urip, Wonokromo dan Jambangan. Bahkan tidak sedikit di antara para RT atau RW yang mengaku bingung dengan banyaknya aduan yang diberikan masyarakat kepada mereka.

"Saya pastikan untuk penerima jamkesmas dan raskin salah sasaran. Karena dalam laporan baik oleh RT ataupun RW, warga penerima mayoritas bukan asli penduduk wilayah setempat," ujarnya.

Simon menegaskan, tujuan dari program jamkesmas maupun raskin sebenarnya sangat bagus. Namun, ia khawatir masalah tersebut justru menjadi pemicu terjadinya gejolak di masyarakat.

Bahkan, lanjut dia, raskin yang diberikan kapada warga jatahnya kurang karena pihak kelurahan tidak mau tahu. Akhirnya, pihak RT dan RW menyiasatinya dengan membagi beras yang diterima.
"Padahal, idealnya satu orang menerima 15 Kg," ucapnya.

Simon menyarankan, dalam menentukan data penerima raskin maupun Jamkesmas, seyogyanya BPS bekerjasama dengan pemerintah kota. Sebab, jika proses pemutakhiran data dilakukan sendiri oleh BPS dirinya pesimis akan diperoleh data yang akurat.

"Tapi melihat fakta yang ada, saya pesimis jika BPS telah melakukan pemutakhiran data. Padahal pemutakhiran data itu sebenarnya harus dilakukan setahun sekali," ujarnya. [ant/ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya