Berita

SBY/IST

Politik

Perilaku Politik SBY Lahirkan Ancaman Negara Gagal

MINGGU, 31 MARET 2013 | 20:53 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kongres Luar Biasa Partai Demokrat kemarin memperlihatkan watak Presiden SBY yang maruk jabatan. Sementara, situasi keamanan dan ketertiban di Tanah Air semakin memprihatinkan di waktu-waktu belakangan.

Tokoh pergerakan reformasi 98, Ahmad Kasino, mengatakan, perilaku politik SBY seperti tidak peduli akan kondisi keamanan dalam negeri dan perekonomian rakyat kecil yang makin susah.

Aktivis politik Gerakan Indonesia Bersih ini mengingatkan, sebaiknya SBY mundur atau diberhentikan dari kursi Kepresidenan. Dengan SBY memilih menjadi Ketum Partai Demokrat, adalah preseden yang buruk dan tidak etis. SBY, katanya, menurunkan harkat martabat lembaga kepresidenan ketika menjadi Ketum Demokrat


Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan Kasino dari perilaku politik SBY. Pertama, SBY memang gila jabatan. Kedua, banyaknya kasus korupsi seperti Centurygate dan Hambalang yang menyebut indikasi keterlibatan keluarga Cikeas membuat SBY butuh sandaran politik yang salah satunya adalah menjadi Ketum Partai Demokrat, sehingga SBY bisa melakukan bargaining position kepada presiden berikutnya.

Ia mengaku geram melihat keadaan ekonomi yang semakin suram ditandai dengan mahalnya harga Sembako, bawang putih dan bawang merah dan angka pengangguran yang tinggi. Keadaan sosial semakin rentan terhadap konflik sehingga terjadi kerusuhan dan gangguan keamanan di mana-mana seperti Mesuji, Sumbawa, Ogan Komering Ulu, kasus LP Cebongan Sleman dan kerushan di Palopo.

"SBY tidak pernah berkonsentrasi untuk menyelesaikan itu semua. Dia malah rangkap jabatan sebagai Ketum Demokrat. Kami sangat khawatir Indonesia menjadi negara gagal karena kaum elite mementingkan kelompoknya dan partai-partai sibuk mengumpulkan dana dengan cara korupsi demi dagelan Pemilu 2014," tutur Kasino, yang mendirikan organisasi FAMRED di era kejatuhan Orde Baru ini, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu malam (31/3).

Masih menurutnya, sudah sewajibnya kaum aktivis, kaum intelektual, tokoh agama, buruh dan tani bersatu untuk meluruskan jalannya Revolusi Kebangsaan yang saat ini sudah keluar dari Rel Tujuan Kebangsaan. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya