Berita

rizal ramli saat berkunjung ke redaksi harian kedaulatan rakyat/rmol

SBY, Pencitraan Tidak Akan Meninggalkan Legacy !

SABTU, 30 MARET 2013 | 16:36 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Setiap Presiden Indonesia meninggalkan legacy atau warisan yang diingat rakyat. Presiden RI pertama, Soekarno, dikenal sebagai proklamator dan pendobrak sekaligus pembebas Indonesia dari kolonialisme. Soekarno juga meninggalkan warisan Pancasila sebagai pegangan ideologis berbangsa dan bernegara.

Presiden RI kedua, Soeharto, walaupun melakukan banyak pelanggaran HAM, berlaku otoriter dan tidak demokratis, dikenal sebagai Bapak Pembangunan. Presiden berikutnya, BJ Habibi, memanfaatkan gelombang reformasi untuk memantapkan demokrasi dan memulai sejarah kebebasan pers di Indonesia.

Adapun Gus Dur, dalam masa jabatannya yang pendek meninggalkan legacy pluralisme dan humanisme. Sementara penggantinya, Megawati Soekarnoputri, terkenal sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia.


Lalu, apa legacy yang ditinggalkan SBY kepada bangsa Indonesia? Banyak ahli dari dalam dan luar negeri terus bertanya soal ini.

"Pertanyaan ini sangat sulit dijawab karena pencitraan yang jadi model SBY tidak akan menghasilkan legacy apa-apa. Pencitraan tidak original, penuh topeng kepalsuan dan lipstik rekayasa," ujar Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP), DR. Rizal Ramli, saat berbincang dengan redaksi Harian Kedaulatan Rakyat di gedung Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, sesaat lalu, Sabtu (30/3).

Menurut mantan Menteri Kordinator Bidang Ekonomi itu setelah 9 tahun berkuasa tidak ada legacy yang ditinggalkan SBY kepada rakyat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan SBY memang lumayan bagus, rata-rata mencapai 6 persen. Namun, hal itu tercapai terutama akibat adanya kenaikan harga komoditi yang terjadi secara terus menerus selama 10 tahun terakhir. Jika tidak tergenjot dengan kenaikan harga ini maka angka pertumbuhan ekonomi kita hanya sekitar 4 persen saja.

Menurut dia, memang betul 5 persen kelas atas di Indonesia semakin makmur dan kaya. Bahkan 2,5 persennya sangat luar biasa kaya. Tetapi, 80 persen rakyat Indonesia dari sisi kesejahteraan masih bermasalah. Daya beli masyarakat semakin merosot karena banyaknya pengangguran dan harga pangan yang meloncat luar biasa tinggi.

Jika menggunakan index pembangunan manusia (human developmen index) yang dikeluarkan oleh PBB, tingkat kesejahteraan Indonesia paling rendah di Asean, berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.

Dalam konteks perkembangan demokrasi, jejak legacy SBY juga tidak ada. Menurut santri Gus Dur yang dijuluki Gus Romli itu, SBY telah membiarkan demokrasi prosedural menjadi demokrasi kriminal. Bahkan membiarkan menteri dan kader-kader partai binaannya menjadi pelaku utama korupsi di Indonesia.

Dari segi perlindungan terhadap manusia dan hak-hak minoritas juga sama. Pemerintah SBY menutup mata terhadap berbagai pelanggaran hak-hak warga negara dan minoritas.

Dengan prestasi seperti itu Rizal Ramli bisa paham dan menilai wajar jika para ahli khawatir puluhan tahun ke depan SBY hanya dianggap sebagai footnote dalam sejarah Indonesia. Untuk itu sebagai kawan lama dia mengingatkan SBY untuk melakukan perubahan total dalam cara memimpin dan mengelola pola pemerintah serta tidak membohongi rakyat.

"Sayang kalau Mas Bambang hanya jadi sekedar catatan kaki dalam sejarah Indonesia. Masih ada 1,5 tahun lagi untuk melakukan langkah besar untuk mengelola pemerintahan dengan benar dan baik," demikian Rizal Ramli.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya