Berita

sby

Pembangkangan Sipil Bukan Sekadar Hak Melainkan Tanggung Jawab Warga Negara

RABU, 27 MARET 2013 | 05:42 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Banyaknya kasus yang berhasil dibongkar Komisi Pemberantasan Korupsi bukan menunjukan pemerintahan Presiden SBY berhasil mendorong program pemberantasan korupsi.

Tak hanya itu, persoalan korupsi bukan dilihat dari segi kuantitas penindakan, tapi terbangunnya sistem pemerintahan yang baik dan bersih.  Jika sistem pencegahan korupsi tidak pernah terbangun, persoalan korupsi di Indonesia tidak kunjung tuntas tertangani.

Demikian disampaikan pengamat hukum dari The Indonesia Reform Martimus Amin Rabu (27/3) menanggapi pernyataan Sutan Bhatoegana yang mengklaim banyak kasus yang dibongkar KPK menunjukan pemerintahan Presiden SBY berhasil mendorong program pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu.


Martimus menjelaskan, indek persepsi korupsi dari Transparency International Indonesia (TI-Indonesia) menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara terkorup di dunia. Sementara Survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menempatkan Partai Demokrat (PD) di urutan pertama sebagai partai terkorup di antara partai peserta Pemilu 2014.

"Dengan kondisi demikian, tentu sistem pemerintahan harus dibenahi secara fundamental," ungkapnya.

Menurutnya, hanya ada dua jalan perbaikan menjawab buruknya menejemen dan melembaganya korupsi di Indonesia.

Pertama, melalui jalan Pemilihan Umum 2014 dimana rakyat tidak memilih lagi partai penguasa saat ini. Artinya rakyat mempercayai pemimpin baru yang kridibel memimpin dan membenahi kondisi negara.

Kedua, jalan ekstra parlementer. Yakni warga negara bagian elemen kritis menggalang penurunan kepala pemerintahan.

"Jalan kedua dibenarkan. Pembangkangan sipil (civil disobidience) bukan sekadar hak, melainkan tanggungjawab setiap warga negara sebagai upaya penyelamatan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara," tandasnya. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya