Berita

presiden sby/ist

Politik

Jenderal SBY Seperti Anak Kecil, DPR Wajib Gunakan Interpelasi

SELASA, 26 MARET 2013 | 16:53 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Gonjang ganjing gosip kudeta yang bersumber dari halusinasi Presiden SBY melahirkan penyalahgunaan kekuatan aparat negara dan pemborosan anggaran negara. Buktinya adalah pengerahan pasukan keamanan secara besar-besaran dan sia-sia, kemarin.
 
"Lagipula, penggunaan istilah 'kudeta' itu sendiri sudah salah. Kudeta itu adalah gerakan merebut kekuasaan dari dalam negara, misalnya dilakukan militer. Tapi yang marak belakangan ini kan gerakan rakyat, bukan kudeta. Ya, paling besar people power atau people movement. Yang terjadi kemarin kan mimbar demokrasi, menyampaikan uneg-uneg, bahkan bagi sembako untuk rakyat," urai mantan anggota Komisi I DPR, Effendi Choirie atau Gus Choi, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (26/3).

Halusinasi presiden itu pun berdampak luas. Karena Presiden mempublikasikan ketakutannya kepada publik, lalu meminta pertolongan ke berbagai pihak seperti para purnawirawan jenderal, ormas-ormas dan Nahdlatul Ulama.
 

 
"Kita jadi ingat pernyataan Taufiq Kiemas (Ketua MPR/politisi PDIP), dulu yang menyebut SBY jenderal yang seperti anak kecil. Benar itu. Kutip saja," tegasnya.

Gus Choi meminta DPR menanggapi serius penyalahgunaan aparat negara dan anggaran yang begitu besar hanya untuk memenuhi hasrat halusinasi Presiden.

"Operasi keamanan kemarin itu kan penyalahgunaan uang negara dan alat negara. DPR harus tegas sebetulnya, meski agak susah mengharapkan DPR saat ini bisa kritis," ungkapnya.

Mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini mengusulkan, anggota-anggota DPR yang kritis sebaiknya menggalang hak interpelasi. Interpelasi adalah hak bertanya langsung kepada pemerintah, dalam hal ini presiden, menyangkut kebijakan yang strategis dan berdampak luas.

"DPR harus interpelasi, bertanya pada presiden apa latar belakang isu kudeta? Informasi dari mana? Dalam informasi itu institusi apa yang disebut bakal kudeta? Isu kudeta ini apakah merupakan ketakutan pribadi atau apa?" urainya.

"Harus SBY sendiri yang menjawab itu. Agak sulit memang membawanya ke paripurna, karena ada antek-antek SBY di DPR misalnya si Marzuki Alie (Ketua DPR) itu," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya