Berita

Politik

Penyakit Paranoid Presiden SBY Melahirkan Keputusan Politik yang Selalu Salah

SELASA, 26 MARET 2013 | 16:05 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat sebutan penakut dan paranoid. Ciri yang paling tegas adalah dia mudah sekali menggerakkan alat negara dan menghamburkan uang negara untuk menghadapi ancaman yang notabene berasal dari halusinasinya.

Demikian pandangan dari mantan anggota Komisi I DPR, Effendi Choirie yang akrab disapa dengan Gus Choi, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 26/3).

Gus Choi mengaku heran dengan pengerahan lebih dari 12 ribu personel kepolisian dan ratusan tentara pada Senin kemarin (25/3) untuk mengantisipasi ancaman kudeta atau gerakan massa. Faktanya, kemarin tidak terjadi gerakan massa yang besar apalagi pergerakan untuk kudeta.


"Saya kira dugaan akan ada kudeta atau apapun itu, berasal dari sikap SBY yang penakut, paranoid, oversensitive, apapun istilahnya itu, kemudian dia memerintahkan, menyalahgunakan aparat itu untuk mencari kesalahan, kelemahan lawan politiknya," terang Gus Choi.

"Ciri penguasa yang penakut adalah kalau ada gerakan-gerakan yang bersifat mengkritisi dia, itu sudah dianggap ancaman pada kekuasaan dia. Memang pemimpin seperti ini merugikan negara," imbuh politisi Nahdlatul Ulama ini.

Akibat dari pikiran pemimpin yang penakut, maka banyak hal-hal kecil dibesarkan. Hal bersifat biasa seperti kritik dalam berdemokrasi dianggapnya ancaman.

"Akibatnya, dalam mengambil langkah politik dia selalu salah," ujarnya.

Lebih jauh lagi, Presiden melakukan kesalahan amat fatal karena memanfaatkan alat negara seperti polisi, tentara dan intelijen untuk mencurigai rakyat atau mencari kesalahan-kesalahan orang yang mengkritik dia.

"Ini kesalahan fatal dia. Nah itu, intelijennya, tentaranya sendiri, polisinya juga menurut saja untuk menjadi alat politiknya. Mereka harus diingatkan bahwa intelijen, kepolisian maupun tentara, bukan alat kekuasaan SBY tapi alat negara," ungkapnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya