Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat pada akhir Maret nanti di Bali akan jadi pertarungan majelis tinggi dengan majelis rendah. Dan majelis rendah diklaim akan menjungkalkan SBY, representasi majelis tinggi yang disokong DPD-DPD Partai Demokrat se-Indonesia.
"Ini akan jadi pertarungan majelis tinggi dan majelis rendah. Saya mewakili majelis rendah, dan rendah lainnya," ujar mantan Ketua DPC Cilacap Tri Dianto kepada Rakyat Merdeka Online tadi pagi (Senin, 25/3).
Tri Dianto sudah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum pada Senin lalu. Dia tetap akan maju meski berhadapan dengan SBY. Sementara calon lain, dia yakin akan mundur dari pencalonan karena takut pada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut.
Loyalis Anas Urbaningrum ini mengaku didukung mayoritas DPC Partai Demokrat se-Indonesia. "Saya sudah jelas didukung 155 DPC dan 3 Ketua DPD. Sudah jelas menyatakan dukungannya ke saya," ungkapnya.
Karena itu, Tri tak percaya dengan klaim DPD-DPD yang bertemu dengan SBY kemarin bahwa aspirasi agar SBY jadi ketua umum juga berasal dari DPC. "Itu salah. Yang benar adalah DPC bikin surat disuruh DPD membuat pernyatan mendukung Majelis Tinggi menggelar KLB, bukan menyatakan dukungan," jelasnya.
Informasi yang ia peroleh dari salah satu Ketua DPD yang ikut pertemuan dengan SBY, SBY tersenyum saat ada laporan dari DPD Jawa Tengah bahwa dirinya akan maju sebagai calon.
"Dalam pertemuan tadi malam dari Jawa Tengah, disebutkan dari 35, 34 DPC meminta Pak SBY jadi ketua umum. Hanya satu (yang tak mendukung), yaitu Cilacap. Karena Cilacap mau menjadi ketua umum. Mendengar itu, Pak SBY hanya senyum-senyum," kata Tri menirukan ucapan informannya itu.
Karena itu, Tri yakin akan bisa memenangkan pertarungan kalau berhadapan dengan SBY sekalipun. Karena dia didukung mayoritas DPC yang memiliki suara terbanyak. "Ini akan dimenangkan majelis rendah karena yang paling banyak suara di DPC. DPD kemarin kan hanya klaim didukung DPC. Asal tidak ada tekanan, ancaman, dan pemaksaan," tegasnya.
Soal siapa tiga DPD yang mendukungnya itu, Tri tak mau mengungkapkan. Dia kuatir, nanti pendukungnya itu mendapat intimidasi kalau dipublikasi namanya. "Tapi mereka selalu koordinasi dengan saya. Tinggal pembuktiannya nanti di KLB. Kalau nyoblos kan ketidaktahuan nanti," tandasnya.
[zul]