Panitia Pelaksana Kongres HMI Ke 28 menduga kuat adanya intervensi Partai Golkar dan KAHMI pada pelaksanaan acara. Meskipun sudah berjalan selama sembilan hari atau sudah lewat empat hari dari waktu yang ditentukan, agenda kongres masih berkutat pada sidang pleno dua yang membahas Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PBHMI.
"Campur tangan para tokoh Partai Golkar dan KAHMI sudah sangat berlebihan dan melampaui batas," ujar Ketua Pelaksana Nasional Kongres HMI Ke 28, Muhammad Chairul Basyar, Minggu (23/3).
Menurut Ilung, panggilan akrab Chairul Basyar, pada Jumat 22 Maret beberapa ketua umum Badan Koordinasi (BADKO) HMI, Presidium Sidang, Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) PBHMI bertemu dengan mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung yang juga salah satu ketua Presidium KAHMI di kediamannya. Ikut hadir dalam pertemuan Taufik Hidayat, Presidium Nasional KAHMI yang juga anggota DPR RI dari Partai Golkar.
"Dalam pertemuan Akbar Tanjung sebagai alumni HMI mengarahkan Badko-Badko, presidium sidang dan MPK-PBHMI untuk mengambil alih kongres. Para peserta didorong tidak mengakui lagi panitia kongres yang dipilih serta diangkat berdasarkan surat keputusan PBHMI," ujar Ilung.
Setelah pertemuan, pada hari berikutnya Taufik Hidayat datang ke arena kongres bersama rombongan alumni HMI yang bukan lagi anggota HMI aktif termasuk Yayat Biaro yang adalah fungsionaris Golkar. Mereka membuat pertemuan dan memanggil cabang-cabang peserta kongres untuk menjalankan kepentingannya.
"Kepentingan yang kami lihat dari pertemuan itu adalah mendorong para peserta untuk menolak LPJ Ketum PBHMI serta memecat dua pimpinan HMI Noer Fajrieansyah dan Basri Dodo. Padahal pada saat pembahasan LPJ, forum sudah menyatakan demisioner untuk kepengurusan PB HMI periode 2010-2012 dan sudah diketuk palu oleh presidium sidang," tegas Chairul Basyar.
Para tokoh senior HMI itulah, imbuh Ilung, ingin menghancurkan organisasi HMI dan mengajari para yunior HMI untuk tidak membawa spirit sebagai organisasi independen.
"Jika pemecatan terjadi otomatis para kandidat ketua umum yang juga fungsionaris kepengurusan cacat dan dinyatakan tidak layak menjadi kandidat. Ini permainan busuk Akbar Tanjung yang sangat memuakkan para yunior HMI," tegasnya.
Digarisbawahi oleh Ilung, sebagai kader HMI, panitia bersama para anggota lain yang aktif akan melawan kepentingan-kepentingan atas nama KAHMI yang dibawa oleh Akbar Tanjung dan Taufik Hidayat.
[dem]