Berita

ilustrasi/ist

Politik

SBY Juga Takut Setelah Lengser Terjerat Hukum

SABTU, 23 MARET 2013 | 03:24 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Untuk kesekian kalinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkeluh kesah. Kali ini dia merasa akan dikudeta. Kelompok-kelompok masyarakat sipil kritis yang tergabung dalam Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), yang akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada 25 Maret mendatang, dituduh sebagai pelakunya.

"Saya melihat kekhawatiran itu muncul karena SBY tidak mengerti demokrasi. SBY belajar demokrasi baru sebentar, belajar sama Gus Dur," ujar Sekjen MKRI, Adhie M Massardi, kepada pers, Kamis (22/3).

SBY, kata Adhie, memahami demokrasi hanya proses menjadikan dirinya sebagai presiden. Sedangkan ketika dikritik muncul pikiran militernya bahwa kritik tersebut mengguncang pemerintahan atau sebagai upaya kudeta.  


"SBY tidak paham benar bahwa dalam demokrasi orang mengeritik itu wajar, tidak masalah. Ini setiap ada aksi besar selalu dikatakan makar. Dulu kita buat peringatan hari anti korupsi sedunia dituduh berbau makar juga," ulas Adhie yang juga kordinator Gerakan Indonesia Bersih.

Jurubicara Presiden era Pemerintahan Abdurrahman Wahid itu membantah aksi yang akan dilakukan MKRI pada 25 Maret nanti sebagai upaya kudeta. Sebaliknya, aksi tersebut lahir dari kuatnya kekuatan moral elemen-elemen masyarakat kritis untuk melawan pemerintahan korup.

"Kudeta pasti bersenjata, kekuatan kami hanya kekuatan moral," kata Adhie.
 
Penyebab lain dari kegusaran SBY, kata Adhie, adalah karena dia punya banyak kesalahan. Megaskandal bailout Century, manipulasi IT KPU, kasus Hambalang dan manipulasi pajak SBY dan keluarganya, merupakan beberapa masalah yang selama ini ramai diperbincangkan dan dituntut penyelesaiannyan oleh publik.

"SBY khawatir dengan dampak hukum dari segala masalahnya setelah nanti tidak lagi berkuasa," pungkas penulis puisi Negeri Para Bedebah itu.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya