Berita

jumhur/ist

Tanpa Karakter, Indonesia Benar-benar Bisa Menjadi Bangsa Tempe

MINGGU, 17 MARET 2013 | 07:55 WIB | LAPORAN:

. Indonesia bisa menjadi bangsa "tempe" yang selalu kalah bersaing dengan kemajuan bangsa lain bila tanpa karakter. Untuk itu pembangunan karakter sangat penting, sebab akan memayungi dan menginspirasi pembangunan lain.

Demikian disampaikan tokoh muda Moh Jumhur Hidayat saat menjadi pembicara kunci Seminar Nasional dengan tema Pemuda, Kepemimpinan, dan Tantangan Pembangunan" di Pandeglang, Banten (Sabtu, 16/3)

Dalam seminar yang diselenggarakn Himpunan Mahasiswa Banten itu, Jumhur yang juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menegaskan bangsa ini tidak bisa lepas dari sejarah sebagai bangsa yang berkarakter pejuang.


"Bangsa ini merdeka bukan diberi tetapi merebut dari penjajah dengan cucuran darah dan air mata, jutaan rakyat meninggl demi kemerdekaan," kata mantan aktivis era 1980-an yang sempat dipenjara tiga tahun oleh rezim Orde Baru menyusul unjuk rasa 5 Agustus 1989 di Institut Teknologi Bandung (ITB) menolak kehadiran Mendagri Rudini di kampus itu.

"Karakter yang hebat harus ditanam oleh seluruh generasi bangsa terlebih pada pemuda. Bangsa ini harus menjadi bangsa unggul tak mau ditindas, menunduk-nunduk dari bangsa lain. Kita bisa jadi bangsa tempe tanpa karakter," sambungnya.
Ia menegaskan istilah knowledge is power but character is more bahwa pengetahuan merupakan kekuatan tetapi karakter lebih daripada itu sehingga harus dipelihara dengan baik. Sementara karakter bangsa Indonesia yang kuat lainnya adalah persatuan dan gotong royong.

"Nasionalisme ini ada karena berbagai keunggulan daerah, kearifan lokal, keadiluhungan budaya daerah, bersatu tumbuh menjadi sebuah bangsa," katanya, sambil mengatakan bahwa rasa senasib sepenanggungan bangsa Indonesia sangat berbeda dengan bangsa-bangsa di kawasan Amerika Latin.

"Mereka sama-sama dijajah oleh Spanyol tetapi mereka merdeka sendiri-sendiri menjadi bangsa Bolivia, Venezuela, Honduras, Chili, Argentina, dan sebagainya. Sedangkan Indonesia dijajah Belanda dan merdeka tetap sebagai satu bangsa karena daerah-daerah bersatu padu merdeka sebagai satu bangsa," katanya.

Ia melanjutkan, bahwa karakter yang kuat dari bangsa ini adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ia pun minta mahasiswa dan generasi muda serta seluruh pemangku kepentingan bangsa untuk memelihara karakter bangsa dan mengatasi berbagai persoalan bangsa

"Jangan sampai ada lag ironi, bangsa ini disebut bangsa agraris tetapi rakyat termiskin adalah petani, negara ini negara maritim tetapi rakyat tertinggal adalah para nelayan," katanya, sambil mengatakan bahwa ironi itu muncul karena negara ini salah urus bahkan "kufur nikmat" atau mengingkari kekayaan sumber daya alam dan tidak bersyukur dalam mengelola potensi alam secara baik. [ysa]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya