Berita

ilustrasi

Politik

Rizal Ramli: Naikkan Gaji Tentara, Hilangkan Ketimpangan!

RABU, 13 MARET 2013 | 11:34 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Perlu perubahan mendasar pada pola perekrutan dan promosi di tubuh TNI dan Polri. Sudah bukan rahasia lagi, bila orang harus membayar dalam jumlah tertentu untuk bisa menjadi anggota TNI dan atau Polisi.

Demikian disampaikan mantan menteri di kabinet Presiden Gus Dur, Dr. Rizal Ramli, kepada pers, di Jakarta, Rabu (13/3). Sebelumnya, Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) ini mengusulkan Polri ditempatkan di bawah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) bukan di bawah Presiden. Dengan demikian, polisi benar-benar berfungsi melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat sesuai dengan slogan yang selalu didengung-dengungkan.   

Mantan Menko Perekonomian itu mengutarakan,selain harus membayar sejumlah besar uang untuk menjadi anggota Polri atau TNI, masyarakat pun harus mengeluarkan uang lebih jika bermaksud melanjutkan sekolah atau pendidikan kedinasan. Dalam tugas sehari-hari, para bawahan juga harus memberi setoran kepada komandannya.


"Berbagai biaya itu dianggap sebagai 'investasi' yang harus kembali plus keuntungannya. Ujung-ujungnya, masyarakat juga yang dirugikan. Karena itu perlu perubahan mendasar pada pola perekrutan dan promosi di tubuh TNI dan Polri," jelasnya.

Di sisi lain, dia melihat faktor perbedaan pendapatan antara TNI dan Polri yang sangat timpang. Kondisi ini yang antara lain menjadi pemicu konflik terbuka keduanya. Ditambah dengan interaksi langsung antara polisi dan masyarakat, membuka peluang adanya penghasilan tambahan bagi polisi. Akibatnya, tingkat kesejahteraan polisi secara umum jauh di atas tentara.

"Untuk itu, pemerintah harus menaikkan gaji tentara agar lebih layak. Dengan begitu prajurit yang bertugas di lapangan bisa lebih konsentrasi dan profesional karena tidak dibebani dengan berbagai kebutuhan sehari-hari. Perbaikan pendapatan juga bisa mengikis kecemburuan sosial tentara kepada polisi," pungkasnya.  [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya