Berita

as hikam

Politik

Anies Baswedan Harus Keluar dari Komite Etik KPK

SABTU, 02 MARET 2013 | 03:52 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Keberadaan Anies Baswedan di Komite Etik KPK terus dipertanyakan. Rektor Universitas Paramadina itu dinilai ada konflik kepentingan dan tidak akan bersikap independen.

"Selayaknya dia (Anies) menarik diri bukan saja sebagai ketua, tetapi juga sebagai anggota Komite Etik KPK," tulis pengamat politik Muhammad AS Hikam dalam akun jejaring sosial miliknya, Jumat (1/3).

Setidaknya ada dua alasan Anies membawa konflik kepentingan di Komite Etik yang bertugas mengusut bocornya surat perintah penyidikan (Sprindik) Anas Urbaningrum sebagai tersangka Hambalang. Pertama, Anies bersama-sama dengan Anas berada satu payung di Paramadina. Anas menjabat sebagai salah satu ketua Yayasan Wakaf Paramadina, sementara di sana Anies menjadi rektor.


Kedua, Anies berkerabat dengan Novel Baswedan, penyidik KPK yang pernah memicu ketegangan hubungan antara KPK dengan Polri. Anies akan terbawa emosi atas perlakukan zalim lembaga kepolisian kepada Novel yang tentu saja akan menghalangi semua langkah yang akan membawa masalah pembocoran sprindik itu ke kepolisian. Padahal, kasus pembocoran sprindik adalah pidana murni yang hanya bisa ditindak oleh polisi.

KPK, kata Hikam, lembaga yang memiliki prestise dan prestasi sangat bagus di mata publik baik tanah air maupun internasional. Hal itu karena antara lain oleh kemampuan KPK bersikap independen dan menolak campur tangan kepentingan di luar penegakan hukum. Harusnya, KPK mempertahankan tradisi ini pada saat membentuk Komite Etik.

"Sedikit saja ada tengara kemungkinan konflik kepentingan di antara anggota tim dengan pihak yang diinvestigasi, maka cedera pula nama baik dan hasil pemeriksaan KPK," tegas Hikam.

Dalam konteks mendukung KPK dan memertahankan reputasinya itulah, lanjut mantan Menristek era Presiden Abdurrahman Wahid ini, maka sebagai seorang cendekiawan dan calon pemimpin masa depan selayaknya Anies menarik diri dari Komite Etik.

"KPK juga tidak boleh terkesan hanya merekrut orang-orang atau tokoh yang itu-itu saja. Ada banyak orang yang punya reputasi bagus di luar Jakarta dan di daerah-daeah yang bisa menjadi anggota Komite Etik. Bahkan mereka lebih bisa diandalkan independensinya karena terbebas dari hiruk pikuk perpolitikan Jakarta," demikian Hikam. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya