Berita

abraham samad/ist

Politik

Sebaiknya, KPK Lebih Santun Membeberkan Perkembangan Kasus yang Ditangani

KAMIS, 28 FEBRUARI 2013 | 18:23 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta tetap menjaga sopan santun dalam mengungkapkan perkembangan kasus-kasus korupsi yang ditanganinya.

Pengamat hukum sekaligus pakar tata negara, DR. Margarito Kamis, mengatakan itu menanggapi pernyataan Ketua KPK, Abraham Samad, di tengah rapat Timwas Bank Century di gedung DPR kemarin. Di depan anggota Timwas, Abraham Samad memberi sinyal bahwa Wakil Presiden Boediono sangat mungkin ditetapkan sebagai tersangka berikutnya, setelah pemeriksaan terhadap tersangka Budi Mulya dilakukan dalam waktu dekat.

Memang dia memahami, kadang para pimpinan KPK berada di bawah tekanan DPR untuk membeberkan sampai sejauh mana penanganan sebuah kasus korupsi, apalagi menyentuh keterlibatan politisi atau parpol tertentu.


"Memang tidak salah secara hukum, tapi saya kira itu tidak cukup santun. Mungkin bisa sampaikan dengan cara lebih baik," katanya kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis petang (28/2).

Dia tegaskan, dirinya berpendapat seperti itu bukan karena Boediono yang jadi sasaran tembak adalah seorang wakil presiden. Tapi, sekalipun pernyataan itu keluar dari Abraham Samad atau semua komisioner KPK, tetap saja pernyataan itu tak bernilai hukum.

"Mereka bukan pengamat, mereka aparat hukum. Sekalipun aparatur hukum, pernyataan lima komisoner itu tak punya nilai hukum. Harus begitu pada semua kasus. Bukan begitu caranya untuk transaparan," terangnya.

Dia meminta KPK lebih berhati-hati mengeluarkan pernyataan agar tidak menimbulkan krisis politik.

"Saya kira ada pernyataan yang bisa bikin gaduh. Konsekuensinya bahkan terhadap nasib orang lain," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya