Berita

gerindra/ist

Jargon Ekonomi Kerakyatan ala Gerindra Hanya Berhenti dalam Pidato

SELASA, 26 FEBRUARI 2013 | 06:33 WIB | LAPORAN:

. Di luar permukaan, di antara partai politik yang sering membicarakan kepentingan nasional adalah Partai Gerindra di bawah komando Prabowo Subianto. Ekonomi kerakyatan pun seakan-akan sudah menjadi jargon yang melekat dengan partai berlambang kepala burung Garuda ini.

Sayang, kata Direktur Eksekutif Segitiga Institue, Muhammad Sukron, jargon-jargon Gerindra ini sulit ditemukan dalam tataran gagasan, dan apalagi praktek. Dalam tataran konsep misalnya, belum pernah ada blu-print Gerindra soal ekonomi kerakyatan yang jelas dan dipublikasikan kepada publik.  

"Jargon Gerindra hanya berhenti dalam pidato dan iklan di televisi. Bila pun lebih, hanya sekedar pernyataan klise bahwa kepentingan nasional harus diutamakan. Namun cara Gerindra untuk menyingkarkan kepentingan asing juga tidak menemukan konsepsinya," kata Sukron kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Selasa, 26/2).


Karena dalam tataran konsep saja sudah tidak jelas, lanjut Sukron, maka secara praktek, laju dan dinamika ideologi yang ada di Gerindra juga sebenannya ambigu. Kasus nyata adalah soal langkah bisnis Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, yang juga adik kandung dari Prabowo.

Dalam kasus perseteruan Grup Bakrie dengan Nathaniel Rothschild, Sukron memberi contoh, Hashim lebih berpihak kepada kelompok bisnis Eropa, dibandingkan kepada pengusaha nasional. Sikap berbeda ditunjukkan oleh Hary Tanoesudibjo, yang membela Grup Bakrie, dengan alasan solidaritas pengusaha dalam negeri. Bila saja dalam Rapat Umum Pemagang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi Plc di London itu dimenangkan oleh Rothschild, maka sumber daya batubara di Indonesia akan beralih menjadi milik asing.

"Demi jabatan direktur Bumi Plc yang ditawarkan Rothschild, Hashim rela mengorbankan sumber daya batubara demi asing. Padahal Grup Bakrie sedang melawan Rothschild agar sumber daya alam batubara tetap dikuasi Indonesia," tegas Sukron.

Karena itu, Sukron mengingatkan publik agar tidak terjebak pada jargon politik semata yang selama ini diteriakkan oleh Gerindra maupun Prabowo Subinato. [ysa]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya