.Bekas Ketua Umum PSSI tahun 1999-2003, Agum GumeÂlar, menyambut gembira sikap pemerintah untuk menyelesaiÂkan kemelut PSSI. Pertemuan KPSI, PSSI, KOI dan Menpora diÂharapkan dapat menjadi tongÂgak baru perkembangan sepakÂbola nasional.
“Mudah-mudahan Kongres 17 Maret mendatang menjadi awal kebangkitan IndoÂnesia menuju level Asia dan duÂnia,’’ kata Agum dalam silatuÂrahÂmi dengan pimÂpinan KONIDA di Jakarta kemaÂrin siang.
Agum mengatakan, pada awalÂnya dia menaruh harapan besar atas terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa di SoÂlo, 2011. Setelah dari Solo, DjoÂhar menghadap Agum untuk meÂminta masukan.
Agum kaget ketika Djohar beÂlakangan memecat coach Alfred Riedl. Kemudian disusul dengan ketidakharmonisan dalam tubuh Exco yang berujung pada pemeÂcatan La Nyalla Mattalitti dan kawan-kawan.
“Saya menyesalkan perÂkemÂbaÂngan itu. Inti dari nasihat saya keÂpada Djohar waktu itu adalah tiÂdak ada lagi kubu Nirwan (BaÂkrie) tidak ada lagi kubu Arifin (PaÂniÂgoro), yang ada hanyalah kuÂbu sepak bola Indonesia,†ujarnya.
Agum mengatakan, deadline 20 Maret 2013 bagi PSSI untuk mengaÂdakan kongres dengan peserta voters Solo sudah menjadi harga mati. Kalau deadline ini tidak diÂtaati, tambah Agum, FIFA tidak akan ragu-ragu lagi menghukum Indonesia.
Karena itu, kata Agum, kepuÂtusan yang dikeluarkan Menpora Roy Suryo juga harga mati. “TiÂdak ada lagi interpretasi terhadap surat FIFA. Tafsirnya tunggal, yaitu harus kongres biasa deÂngan voters Solo,†tegas Agum.
Meski sudah bertemu dan diÂdamaikan Menpora, tapi masih ada yang mengganjal di tubuh PSSI.
Kemarin Sekjen PSSI Halim Mahfudz langsung ke Kuala Lumpur untuk mengÂkonÂsultasikan dan bertanya ke AFC. Seperti peÂsan singkat yang disampaikan HaÂlim Mahfudz, kemarin, konÂsulÂtasi dengan AFC diÂlakukan agar pelaksanaan kongÂres tidak ada yang melangÂgar Statuta PSSI.
Hasil perteÂmuÂan PSSI-KPSI yang dimediaÂsi kantor KemenÂpora, Senin (18/2) malam mengÂamanatkan supaya digelar KongÂres PSSI di Jakarta, 17 Maret deÂngan menggunakan voter Solo.
Namun, PSSI maÂsih memperÂtanyakan pertemuan tersebut. Karena, berdasarkan rapat FIFA di Tokyo Jepang, Desember lalu, penyelesaian konÂflik persepakÂbolaan nasional diÂserahkan ke AFC.
“Langkah yang ditempuh, berÂbeda dengan yang disampaiÂkan AFC kepada kami. Jadi saya harus berkoordinasi dengan AFC soal surat FIFA yang diterima Menpora itu,†kata Halim. [Harian Rakyat Merdeka]