Berita

Politik

Aktivis Muda NU Bantah Masuk Nasdem

JUMAT, 08 FEBRUARI 2013 | 16:35 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Sebanyak 48 aktivis Nahdlatul Ulama (NU) yang disebut-sebut bergabung dengan Partai Nasdem merupakan klaim yang terlalu dini. Badan otonom NU, yaitu Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menyatakan tidak masuk dalam rombongan itu.

Partai Nasdem pada Rabu (6/2) menginformasikan sederet nama aktivis muda NU yang bergabung. Selain Arif Rahman, turut bergabung Dwi Satya (Wakil Sekretaris GP Ansor), Leonardo Harimurti (Biro Hukum Pertahanan Keamanan PP GP Ansor), Anwar Sjani (Wakil Ketua GP Ansor Jakarta), Kartika Laras Panduhati (Ketua Cabang IPPNU Jakbar), Patrudin (Ikatan Sarjana NU/ISNU), Handan Taufiq (Ketum IPNU Kabupaten Serang, Banten), dan Haerudin Anwar (Ketua II PC PMII DKI Jakarta).

Namun, Ketua IPPNU Jakarta Barat Kartika Laras Panduhati secara tegas mengatakan bahwa IPPNU tidak akan pernah terikat dengan partai mana pun.


"Kami organisasi pelajar yang menaungi pelajar-pelajar NU untuk berkeativitas, belajar, dan bertaqwa. Bukan berpolitik!" tegas dia pada Rakyat Merdeka Online, Jumat (8/2).
 
Kartika juga menegaskan, pemberitaan tentang bergabungnya IPPNU Jakarta Barat ke Partai besutan Surya Paloh itu sebagai klaim politis belaka.

"Klaim itu adalah kesalahan besar. Sebelumnya saya juga sudah menegaskan ke Partai Nasdem bahwa saya tidak akan pernah bergabung dengan partai mana pun selama masa khidmat sebagai ketua," katanya.

Hal senada ditegaskan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor Jakarta Barat yang juga Ketua Dewan Pembina IPPNU Jakarta Barat Abdul Syakir. Syakir mengatakan IPPNU dari tingkat ranting sampai nasional tidak akan pernah berpolitik. Syakir mengungkapkan kekecewaan pada pihak-pihak yang mengambil keuntungan atas klaim tersebut.

"Pelajar tugasnya belajar. Jangan dipolitisir karena tidak akan mendidik generasi penerus bangsa," ujarnya.

Syakir mengatakan dirinya siap membentengi pelajar-pelajar NU dari aktivitas yang tidak bermanfaat, termasuk dimanfaatkan untuk kepentingan politik.  "Tahun 2013 adalah tahun politik dan saya tidak menutup mata pada geliat politik yang ada. Namun harus ada batasan, jangan libatkan pelajar. Itu akan merusak mental anak bangsa," katanya.

Syakir menambahkan, Keluarga Besar NU membebaskan anggota keluarganya untuk berpolitik melalui partai mana pun, namun tidak untuk pelajar. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya