Berita

mohamad Ikhsan tualeka/ist

Politik

Anis Matta pun Langsung Mengeluarkan Jurus Cumi-cumi

JUMAT, 01 FEBRUARI 2013 | 19:23 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Presiden PKS Anis Matta mengaku suara kader PKS sangat kencang meminta keluar dari koalisi. Menarik dari koalisi berarti mencabut menteri-menteri asal partai mereka dari kabinet pimpinan SBY. Tapi DPP PKS belum mengambil sikap.

Analis politik dari Universitas Paramadina, Mohamad Ikhsan Tualeka menilai, pengakuan itu sebagai bergaining position yang coba dikirim Anis kepada Setgab Koalisi yang dipimpin Presiden SBY.

"Secara politis ini sebagai teori cumi-cumi. Menyemprotkan tinta untuk mengamankan diri. Anis memberi sinyal bantu PKS, kalau tidak maka mereka akan keluar," katanya kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (1/2).


PKS benar-benar terpojok dengan status tersangka dan penahanan Luthfi Hasan Ishaaq oleh KPK. Elit PKS anggap kasus Lutfi buah dari silent operation lawan politik jelang pemilu 2014. Namun tetap saja citra PKS terpuruk karena fakta hukum persidangan yang akan dikonsumsi publik.

"Dalam kontek ini Anis Matta minta ada pengkodisian. Dia sadar proses hukum yang melilit kader telah melahirkan persoalan politik sangat besar bagi PKS," imbuh Ikhsan.

Soal efektif atau tidak sinyal yang dikirim Anis ke Setga Koalisi, kata dia, merupakan urusan lain. Tapi setidaknya PKS telah melakukan emergency komunikasi politik.

"Saya yakin PKS tidak akan berani keluar dari kabinet. Dari dulu wacananya seperti itu, tapi PKS tetap berada di koalisi. Dengan berada di koalisi, mereka punya intensif yang besar menaikkan elektoral. Ada banyak logistik dan sumber daya politik yang bisa digunakan ketimbang mereka berada di luar pemerintahan," katanya.

Menurut Ikhsan, SBY harus tegas merespon sinyal Anis Matta. SBY harus memberi pilihan kepada PKS; memperilakan untuk keluar atau tetap memperkuat kabinet.

"SBY harus menunjukkan keberpihakan kepada penegakan hukum utamanya pemberantasan korupsi. Kalau SBY memnyanggupi permintaan PKS, mengkondisikan kasus yang menjerat Luthfi Hasan Ihaaq, maka publik pasti menilai buruk," demikian Ihsan yang aktif di Indonesia of Parlement. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya