Berita

ilustrasi, hortikultura

Blitz

Mendag Dan Dubes AS Saling Sindir Soal Pembatasan Impor

KAMIS, 31 JANUARI 2013 | 08:34 WIB

.Rupanya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan berani juga menyindir Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Scot Marciel terkait kebijakan pembatasan impor hortikultura. Tak mau kalah, Marciel balas menyahut sindiran Gita.

Peristiwa menarik itu terjadi di acara Trade Conference 2013, di Hotel Borobudur, Ja­karta, kemarin. Maklum, belakangan ini seruan agar pemerintah Indonesia mengu­rangi bahkan menyetop impor produk hortikultura sema­kin nyaring terdengar.

Dubes Marciel me­nga­takan, impor seharusnya tidak selalu di­musuhi. Atas dasar itu, dirinya selalu mem­per­ma­salah­kan setiap upaya proteksi impor.


“Orang bicara perdagangan ha­nya membahas ekspor, se­dang­kan impor sering dipandang ne­gatif. Sementara impor bisa me­ningkatkan daya saing. Bah­kan perusahaan yang tidak me­miliki saingan akan kehilangan daya kompetitif,” kata Marciel.

Marciel menunjuk Hong Kong sebagai contoh negara yang ber­hasil menerapkan sistem perda­gangan bebas tanpa mem­pro­teksi produk impor.  Me­nurutnya, ne­gara tersebut mak­mur karena ber­hasil mengelola impor.

Hubungan perdagangan In­do­nesia dengan AS belakangan ini memang sedikit kurang baik. Ak­hir tahun lalu, AS me­layangkan surat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mem­protes kebi­jak­an pemerintah In­donesia mem­batasi produk hor­tikultura dari  hewan dan tu­runannya.

Menanggapi celotehan Mar­ciel, Gita mengatakan, impor memang bisa membawa angin po­sitif sepanjang bisa membantu per­­tumbuhan perdagangan. Me­nu­rutnya, hal itu dapat ter­capai  jika barang yang diimpor keba­nyakan barang modal.

“Jika yang diimpor adalah ba­han baku dan barang modal, ber­arti banyak pabrik dibuka dan Indonesia semakin merangkak naik dalam rantai nilai per­da­ga­ngan dunia,” kata Mendag.

Gita menyindir sikap AS yang mempersoalkan kebijakan pem­batasan impor pemerintah In­do­nesia. Dia menuding, AS terlalu sen­sitif dengan sikap proteksi negara lain.

“Negeri Adidaya ini kurang pa­ham esensi perda­gangan yang adil. Konon lebih banyak orang Amerika yang lebih percaya UFO dibanding fair trade,” sindirnya.

Usai acara, Gita menerangkan, sin­dirian yang disampaikannya tersebut tidak hanya ditujukan untuk Dubes AS. Tetapi juga para delegasi dari negara lain.

Gita menegaskan, Indonesia tidak khawatir neraca per­da­ga­ngan defisit. Sebab, penyebab de­fisit adalah impor produk minyak dan gas (migas) yang tidak terlalu memiliki nilai tambah.

“Kita defisit tidak masalah se­lama impor membawa hasil yang positif untuk ma­sya­ra­kat­,” tu­tur bekas bos JP Morgan itu.

Soal gugatan AS ke WTO, Gita menyatakan siap meng­ha­dapinya. Kemendag sudah me­nyiapkan tim. “Indonesia akan berhati-hati memberikan ja­waban. Karena Indonesia telah menjadi bagian dari komunitas in­terna­sional de­ngan keikut­ser­taannya dalam or­ganisasi seperti APEC,” ujarnya.

Gita mengatakan, dirinya su­dah mengajak Amerika berun­ding. Tujuannya, agar masalah itu tidak ricuh dan melahirkan ma­­salah baru. “Saya sudah me­nyam­paikan pada pemerintah AS dan Indo­nesia, bila komitmen ke­dua ne­gara tersebut harus kuat da­lam menindaklanjuti pemba­tasan im­­por hortikultura,” kata Gita.

Amerika memiliki pandangan berbeda tentang kebijakan pem­batasan. Menurut Gita, panda­ngan itut harus diluruskan agar tidak salah paham. Pihaknya siap menyelesaikan perbedaaan pan­dangan dengan jalur diskusi dan musyawarah. [Harian Rakyat Merdeka]



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya