Berita

Inilah Awal Kebangkrutan Nasib PKS

KAMIS, 31 JANUARI 2013 | 08:06 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Penetapan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka suap izin kuota impor daging sapi menjadi awal kebangkrutan partai yang berazas Islam tersebut.

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia, Toto Izul Fatah, menilai efek buruk dari penetapan tersangka terhadap Luthfi lebih dahsyat pengaruhnya terhadap partai ketimbang efek yang akan ditimbulkan, misalnya, jika Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang jadi tersangka.

"PKS memiliki karakteristik pemilih atau konstituen ideologis yang lebih militan ketimbang partai lain termasuk partai Islam sejenis seperti PPP. Militansi kader yang kental dengan aroma ketaatan terhadap agama dan terhadap pemimpinnya, jelas akan merontokan partai dengan cepat karena pemimpin panutannya ternyata melenceng dari semangat agama (korupsi)," kata Toto kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (31/1).


Militansi berpartai di PKS, jelas Toto, hampir sama dengan militansi para santri di pesantren. Atau kurang lebih sama dengan militansi jamaah pengajian. Begitu kiainya melakukan perbuatan tercela atau melanggar susila maka santrinya cepat atau lambat meninggalkan pesantrennya.

"Ini sama dengan kejadian kasus Aa Gym yang tiba-tiba tenggelam ditinggalkan jamaahnya gara-gara menikah lagi. Muncul sentimen massif ketidaksukaan ibu-ibu kepada Aa Gym," kata Toto menganalogikan.

PKS adalah partai yang mengagungkan simbol moral dan akhlak dengan tanpa ragu mengusung bendera agama. Penetapan tersangka terhadap Lutfi Hasan, menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia ini, berpotensi menimbulkan antipati, sinisme dan demoralisasi yang massif baik di kalangan kader maupun simpatisan PKS karena ternyata pimpinan tertingginya dianggap merusak simbol moral dan akhlak.

Hal ini tentu berbeda dengan karakteristik partai lain, khususnya yang berideologi nasionalis seperti Golkar, PDIP atau Demokrat dimana karakter pemilihnya lebih cair.

"Pemimpin partai yang berbasis massa Islam atau berideologi Islam harus lebih siap tidak melakukan 'dosa' ketimbang pemimpin partai lain dalam arti efeknya terhadap nasib partai. Konstituen partai berazas Islam akan lebih tidak rela jika pemimpinnya korupsi ketimbang konstituen partai non azas Islam," demikian Toto. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya