Berita

ilustrasi

Politik

Redenominasi Tingkatkan Martabat Bangsa Di Kancah Dunia

SELASA, 29 JANUARI 2013 | 21:48 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kebijakan redenominasi oleh Bank Indonesia dan pemerintah dapat menaikkan martabat bangsa di kancah dunia. Redenominasi membuat rupiah semakin berwibawa karena pecahan rupiah jadi tidak terpaut jauh dengan dolar AS, dolar Singapura, dolar Australia, Euro, Yen dan mata uang lainnya.

"Jadi langkah melakukan redenominasi tidak perlu dikhawatirkan sama sekali," kata aktivis Gerakan Pemuda Anshor, Munadi Herlambang, Selasa (29/1).

Menurut dia, Indonesia adalah negara urutan ke 3 dengan pecahan uang besar. Urutan pertama negara Zimbabwe dengan pecahan 10 juta Dollar, Vietnam 500 ribu Dong, dan Indonesia dengan 100 ribu Rupiah


Dia menambahkan proses redenominasi hanya pemotongan mata uang tanpa mengubah nilai tukar. Redenominasi beda dengan sanering, devaluasi dan revaluasi. Devaluasi terjadi ketika pemerintah mematok kurs tetap. Sementara dalam Sanering akan terjadi pemotongan harga namun jika kondisi perekonomian tidak stabil, atau jika terjadi hiper inflasi maka masyarakat akan sangat dirugikan.

Dilain sisi, kata Herlambang mengingatkan, perlu pemahaman dari pemerintah agar sosialisasi dilakukan dengan masif dan jangka waktu yang agak panjang agar penerapan redenominasi lebih stabil dan jangka panjang terjaga. Karena dapat dipresiksi bahwa mengganti mata uang lama ke jenis baru lebih susah dibanding perubahan dimana dulu kita belum memiliki mata uang sehingga menetapkan rupiah sebagai mata uang negara.

"Potensi kendala penerapan juga akan timbul di masyarakat pedesaan yang memang tidak terlalu aware terhadap kebijakan pemerintah yang sifatnya high economy ini," katanya.

Dia menambahkan, sosialisasi pemerintah soal redenominasi tidak akan tepat sasaran jika hanya dilakukan di kota-kota besar. Pemerintah tidak hanya perlu belajar dari pengalaman Turki, Romania, Polandia dan Ukraina yang berhasil menerapkan redenominasi, tapi juga dari proses redenominasi yang gagal seperti yang terjadi di Rusia, Argentina, Brasil dan Zimbabwe.

"Kami di GP Ansor sangat gencar melakukan sosialisasi ini seiring dengan kegiatan organisasi kami di pelosok pelosok daerah," demikian Munadi. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya