Berita

gerakan 98

Politik

Apa yang Membuat Langkah Eksponen 98 Masuk Nasdem Jadi Istimewa?

JUMAT, 25 JANUARI 2013 | 11:31 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Di era reformasi, pilihan untuk memilih parpol tempat berjuang cukup bebas. Dari satu pemilu ke pemilu lain, para aktivis eksponen 98 cukup mewarnai kehidupan demokrasi lewat parpol.

Mengenai pilihan 43 aktivis 98 masuk Partai Nasdem, menjadi luar biasa karena sebelumnya dan biasanya, para eks aktivis mahasiswa masuk ke dalam lingkungan parpol dengan diam-diam. Satyo sendiri, sampai hari ini masih memilih untuk tetap independen dari naungan parpol.

"Ini jadi luar biasa karena biasa ada yang diam-diam. Kali ini jumlahnya banyak dan pakai deklarasi segala. Padahal, ini rutinitas yang biasa," ujar salah seorang tokoh pergerakan 98, Satyo Purwanto, saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online, Jumat (25/1).


Satyo pun merasakan apa yang menjadi suasana batin para koleganya. Para aktivis yang baru masuk ke Partai Nasdem merasa ada sebuah tuntutan menyelaraskan cita-cita politik sebagai entitas politik.

"Beberapa tahun lalu ini menjadi semacam fase dalam pilihan politik mereka. Mungkin di Nasdem ini mereka melihat prospeknya," terang Satyo.
 
Ketika disinggung mengapa kedatangan para aktivis 98 di Nasdem begitu tepat setelah kepergian taipan Hary Tanoesudibjo hengkang, dia menduganya sebagai sebuah proses yang berkaitan.

"Terlepas mungkin ada sebuah proses sebelum itu, saya kurang paham. Tapi kalau dibilang itu bagian dari counter situasi bahwa HT baru saja mundur, bisa saja. Jelas stakeholder di Nasdem merasa punya kepentingan mempertahankan masa depan partai dan mengisinya dengan anak-anak muda," papar alumnus Universitas Mercu Buana ini.

Namun, dia tidak mau buru-buru "memvonis" bahwa Partai Nasdem sebagai satu-satunya partai yang ideal untuk dijajaki para aktivis pemuda untuk mencapai tujuan politik lewat Pemilu 2014.

"Semua parpol pasti ideal, Golkar sekalipun, semua cita-cita mereka ideal. Tapi politik itu kan menilainya bukan seperti menilai proposal. Politik itu kan aksi reaksi dan dinamika. Ini tergantung perjuangan individu-individunya," jelasnya.

Namun dia punya kritik kepada Partai Nasdem. Menurutnya, gerakan restorasi Indonesia yang diusung Nasdem sangat terlambat untuk persoalan politik nasional yang sudah amat kompleks dan rumit.

"Idealnya, kampanye restorasi itu 15 tahun lalu karena saat itu situasinya tidak separah saat ini," tandas Satyo. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya