Berita

Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Ustadz Hilmi Kalah Populer Sama Hidayat

Pendiri PKS Tanggapi usul Soeripto
JUMAT, 25 JANUARI 2013 | 09:30 WIB

Wacana mengusung Ketua Ma­je­lis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin yang di­lon­tarkan sesepuh PKS Soeripto di­tang­­­gapi skeptis pendiri PKS, Yu­suf Supendi.   

Pria yang pernah membongkar bo­rok petinggi PKS ini menilai, Us­tadz Hilmi tak laku dijual di Pilpres 2014. Dari sisi tingkat popularitas­nya saja, kata Yusuf, Ustadz Hilmi masih terasa asing di telinga rakyat Indonesia.

Figur Ustadz Hilmi hanya fami­liar di tingkat elite partai. “Itu baru popularitasnya, apalagi kalau kita bicara elektabilitasnya. Elekta­bi­litas dia (Ustadz Hilmi) jauh di ba­wah rata-rata,” sindir Yusuf kepada Rak­yat Merdeka, kemarin.

Menurut Yusuf, masyarakat ten­tu­nya lebih mengenal figur seperti Hidayat Nur Wahid, Lutfi Hasan Is­haq, dan Anis Matta daripada Ustadz Hil­mi. “PKS harus berpikir ulang ji­ka ingin mengusung dia, karena bisa kalah nanti,” imbuhnya.

Selain itu, Yusuf juga tidak yakin pada Pilpres 2014 PKS sanggup mengusung duet capres. Pasalnya syarat dukungan untuk mengusung pasangan calon atau presidential thres­hold yang ditetapkan masih terlalu tinggi dan tidak terjangkau PKS. “Apakah mungkin PKS bisa dapat suara 25 persen di pemilu le­gis­latif? Saya rasa sangat tidak mung­kin, untuk lolos di parliamen­tary thres­hold 3,5 persen saja sangat sulit,” katanya.

Belum lagi, diterangkan Yusuf, Hilmi Aminuddin punya beban seja­rah, karena politisi yang tinggal di Lembang, Bandung, Jawa Barat itu terkait dengan NII. “Sekali la­gi, saya nilai berat,” tambahnya.

Sebelumnya, anggota Majelis Per­­­timbangan PKS Soeripto yakin betul jika PKS mengusung Ustadz Hilmi menjadi capres, mesin partai bakal be­kerja optimal. Dia menja­min selu­ruh kader dan simpatisan partai dari tingkat atas hingga bawah akan bergerak.

Kondisi sebaliknya akan terjadi jika PKS berkoalisi dengan partai lain mengusung capres-capres mu­ka lama alias capres daur ulang.

Soe­ripto mengatakan, kader dan sim­patisan PKS tak akan mau ber­gerak jika partainya mengusung ca­pres yang sudah pernah kalah.  “Ka­rena kita menginginkan presiden yang akan datang bukan capres daur ulang,” tegas Soeripto. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya