Berita

tb hasanuddin/ist

TB Hasanuddin: Penanganan Kerusuhan Sumbawa Jangan Diotdakan!

KAMIS, 24 JANUARI 2013 | 11:25 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pemerintah pusat tidak boleh menyerahkan penanganan kerusuhan yang mengancam kesatuan republik hanya kepada pemerintah daerah atau aparat keamanan setempat di mana kerusuhan berlangsung.

Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, saat diminta tanggapannya atas situasi keamanan di Kabupaten Sumbawa, NTB, yang hingga tadi malam masih chaos bernuansa SARA.

Menurut mantan Sekretaris Militer Presiden ini, sejak awal biang permasalahan kerusuhan di Sumbawa tidak terinformasikan dengan baik dari daerah ke pusat.


"Data intelijen itu terdegradasi, bias. Mereka (aparat intelijen) cenderung saling mendiamkan. Ini masalah leadership. Kalau sekarang ada dua anak berkelahi, kira-kira begitu ya, yang salah kan bapaknya," ungkap Hasanuddin beranalogi, saat diwawancara Rakyat Merdeka Online, Kamis pagi (24/1).

Mengapa kerusuhan terus terjadi dalam beberapa hari terakhir? Menurutnya, karena sejak awal pemerintah pusat tidak memahami masalah sebenarnya di Sumbawa. Laporan intelijen yang valid mengalami pengurangan atau tergerus.

Rumor pertama yang berkembang di antara masyarakat Sumbawa adalah isu pembunuhan disertai pemerkosaan terhadap seorang perempuan oleh seorang anggota kepolisian Sumbawa yang disebut sebagai pacar almarhumah.

Titik kemarahan masyarakat pertama adalah Kantor Polres Sumbawa. Massa menuntut proses hukum terhadap oknum anggota Polres Sumbawa yang kebetulan berasal dari etnis dan agama tertentu. Padahal, investigasi kepolisian menyatakan perempuan tersebut meninggal karena murni akibat kecelakaan motor bersama pacarnya.

"Penanganan yang salah dari awal akhirnya melebarkan konflik menjadi antara muslim dan non muslim di Sumbawa, dan kini antar pulau dan bisa menasional," jelasnya.

Untuk mengatasi persoalan yang meluas tersebut, lanjutnya, tidak bisa hanya dengan menyerahkan ke level Kapolres, Kapolda atau Pemerintah Daerah. Suasana saat ini sudah sangat sensitif, bisa menyerempat konflik antar pulau, antar provinsi, dan jadi kerusuhan sosial pada tataran nasional.

"Kalau pemerintah anggap itu bisa diselesaikan Kaposek saja, itu sangat salah. Di mana kehadiran negara untuk isu yang sifatnya SARA? Penanganan kasus seperti Sumbawa ini jangan di-Otda(otonomi daerah)-kan. Masalahnya bukan lagi otoritas Otda, tapi ini masalah integritas NKRI," tegas TB Hasanuddin.

Lambannya pemerintah pusat mengantisipasi kerusuhan meluas karena hambatan-hambatan di atas, harus dikoreksi. Untuk saat ini, kehadiran pemerintah pusat di Sumbawa, bisa diwakili oleh Presiden atau minimal Menko Polhukam, sangat dianjurkannya.

"Meski terlambat, yang saya sarankan pemerintah pusat menangani langsung, berdialog dengan tokoh masyarakat, agama dan etnis setempat," serunya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya