Berita

Dewan Pembina Gerindra Cukup Puas 100 Hari Jokowi-Ahok

RABU, 23 JANUARI 2013 | 13:48 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) tidak ingin kinerjanya hanya diukur dengan 100 hari kerja. Walau, dalam 100 hari itu sudah ada beberapa terobosan telah dilakukan mereka dalam pembangunan Jakarta.

Misalnya, gaya kepemimpinan humanis, budaya transparansi publik, peluncuran Kartu Jakarta Sehat (KJS), peluncuran Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan penambahan armada bus Trans-Jakarta. Namun, di tiga bulan pertama itu pula pasangan pemimpin Jakarta itu mendapat cobaan berat dari bencana banjir dahsyat.

"Gerindra sebagai partai pengusung Jokowi-Ahok pada Pemilukada DKI kemarin bersama PDIP, cukup puas atas kinerja mereka selama 100 hari ini, termasuk kesungguhan dan tanggungjawabnya dalam menghadapi banjir kemarin," kata anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, lewat pesan elektronik, siang ini (Rabu, 23/1).


Martin katakan, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa selama 100 hari pertama ini, Jokowi-Ahok berhasil merebut hati rakyat. Penduduk Jakarta cukup terkesan dengan tindakan-tindakannya turun langsung ke lapangan, menyapa rakyat dan mengecek sendiri kondisi yang dihadapi di lapangan.

"Begitu juga ketegasan untuk meminta dinas-dinas pemerintah provinsi memotong anggarannya secara signifikan, sangat diapresiasi. Sudah rahasia umum hampir Rp 50 triliun anggaran DKI tercecer," ujar Martin.

Jokowi-Ahok juga berani mendatangi KPK meminta lembaga itu proaktif mengawasi korupsi di Pemda DKI. Martin mengklaim, banyak masyarakat yang tidak memilih pasangan itu pada Pilkada lalu, turut mengacungkan jempol.

"Begitu juga teman-teman di DPR yang sebelumnya selalu bernada sumbang, sekarang sudah mulai memujinya karena kebijakan mereka sangat populis," jelas anggota Komisi III itu.

Dampaknya, tandas Martin, rakyat di daerah sekarang merindukan calon Gubernur, Bupati dan Walikota yang merakyat dan tidak berusaha memperkaya diri sendiri atau mengumpulkan uang untuk mengembalikan biaya kampanye.

Menurut Martin, Presiden SBY pun memilih untuk mengikuti gaya kepemimpinan yang sering turun ke bawah. Hal tersebut dianggapnya positif. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya