ilustrasi/ist
ilustrasi/ist
Demikian hasil penelitian Institut Studi Transportasi (InsÂtran). Dari peneÂlitian yang dilaÂkukan, terlihat memasuki bus Transjakarta maÂsih belum dapat keluar dari berÂbagai persoalan yang mendasar.
Direktur Eksekutif Instran Darmaningtyas menyatakan, seÂlain jalur busway belum steril, keÂterbatasan armada dan paÂsokan bahan bakar gas (BBG) baik kuÂanÂtitas maupun kualitas masih belum terselesaikan.
“Ini berÂdampak pada headway bus TransÂjakarta yang lama, memÂbuat peÂnumpang menunggu. Itu semua yang menyebabkan keÂtiÂdakÂpasÂtian waktu tempuh,†kaÂtanya di Jakarta, kemarin.
Menurut Darma, selama dua taÂhun terakhir, waktu tempuh bus Transjakarta justru semakin lama.
Berdasarkan hasil monitoring Instran, di koridor 1 (Blok M-Kota) pada 2011, waktu tempuh hanya mencapai 34,5 menit. SeÂtahun kemudian naik menjadi 42,4 menit dan Januari 2013 menÂcapai 73 menit. Selisih waktu temÂpuh selama dua tahun terakhir naik hingga 30,6 menit. SedangÂkan waktu tempuh terlama yakni pada koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) yakni 203 menit.
Masalah sterilisasi makin berat karena adanya hasil keputusan rapat pimpinan (rapim) pada awal November 2007, juga meÂnyumÂbang ketidaksterilan jalur busÂway. Dalam keputusan terseÂbut, jalur busway diberlakukan sisÂtem buka tutup dengan mengÂgunakan diskresi polisi.
“Karena kebijakan itu, maka tidak ada satu pun koridor yang steril, termasuk koridor 1 (Blok M-Kota) yang menjadi perconÂtohan,†ujarnya.
Selain itu, lanjut DarÂmaÂ, masa tunggu penumpang juga semakin tidak jelas. Di koridor 11 (Pulo Gebang-KamÂpung Melayu) khuÂsusnya dari arah Pulo Gebang ke arah Perumnas mencapai 20 meÂnit. Kemudian di koridor 10 (TanÂjung Priok-CiÂliÂlitan) hingga 17 menit, serta di koridor 8 (Lebak Bulus-HarÂmoni) 15 menit. Rata-rata masa tunggu di semua koÂridor mencapai 2-3 menit.
Darma menyatakan, peningÂkatÂan kualitas pelayanan bus Transjakarta merupakan kunci dalam memperbaiki wajah ibuÂkota yang tak pernah terlepas dari kemacetan lalulintas.
Dalam teori transport demand manaÂgemen (TDM), lanjutnya, peÂningkatan layanan umum meÂrupakan prasyarat penerapan pemÂbatasan penggunaan kenÂdaraan pribadi.
“Mengingat kondisi TransÂjakarta yang memasuki usia 9 tahun dan selama ini selalu diÂrundung masalah yang semakin kompleks, kami harap Jokowi-Ahok dalam dua tahun ini fokus membenahi bus Transjakarta,†pintanya.
Humas Institute for TransporÂtation and Development Policy (ITDP) Indonesia Putri Dina El-Amir mengatakan, awalnya bus Transjakarta menÂjadi angkutan andalan Kota Jakarta. Tapi, seÂteÂlah 9 tahun beroperasi, haÂrapan itu belum sepenuhnya daÂpat terÂpeÂnuhi.
Hal tersebut, kata Putri, terlihat dari 11 koridor dengan 26 rute yang telah beroperasi baru dapat melayani paling banyak 390.000 orang per hari. Selain itu, dari seluruh pengguna Transjakarta, baru 24,9 persen yang berpindah dari sepeda motor dan 10,3 persen yang berpindah dari moÂbil. BahÂkan jumlah penumpang TransÂjakarta berkurang hingga 3 persen dari sebanyak 114.783.842 orang pada 2011 menjadi 111.251.868 orang pada 2012.
BLU Trans Ngaku Malu
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Udar Pristono mengakui, pelayanan Transjakarta menurun dari tahun ke tahun.
Menurutnya, ada tiga peÂnyeÂbab menurunnya pelayanan Transjakarta. Yakni, masalah jalur yang tidak steril, kuÂrangÂnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan armada bus yang kurang memadai.
“Memang seperti itu reaÂliÂtanya (menurunnya pelayanan Transjakarta). Ini jadi cambuk bagi kami. Nah, Gubernur DKI sudah menggenjot faktor keÂtiga. Nanti pertengahan Januari ini akan beroperasi lagi 102 bus baru,†katanya.
Terkait jalur yang tidak steÂril, Udar menyatakan, perÂluÂnya keÂsadaran pengguna jaÂlan yang menggunakan mobil pribadi agar tidak memasuki jaÂlur busÂway. Sebab, dengan maÂsuknya kendaraan pribadi ke jalur ini, menurunkan jadÂwal perjalanan, sehingga peÂnumÂpang akan mengantri laÂma dan terjadi penumpukan.
“Kami perlu dukungan maÂsÂyarakat. Kalau masyarakat ingin bus itu nyaman, jalurnya jangan diserobot. Sudah jelas rambu terpasang ini khusus busway. Kalau diserobot, baÂgaiÂmana bus itu bisa maju dan jalan. Itu penÂting,†cetusnya.
Kepala BLU TransÂjakarta M Akbar mengaku malu dengan menurunnya peÂlayanan bus Transjakarta. MeÂnurut AkÂbar, buruknya peÂlayanan akibat kuÂrangnya keÂsejahteraan praÂmudi dan awak bus lainnya.
“Hal ini dipicu dari makin berkurangnya pendapatan hasil operasional bus oleh peÂruÂsaÂhaÂan operator. Begitu juga tiket maÂsih menggunakan kerÂtas yang disobek. Rencananya akan diterapkan tiket elektronik (e-ticketing),†kata Akbar. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
UPDATE
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30