Berita

Sutan Bhatoegana/rmol

Diduga Main Patgulipat, Ganti Segera Ketua Komisi VII DPR!

JUMAT, 18 JANUARI 2013 | 13:44 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Mengherankan. Komisi VII DPR RI tutup mata dan kuping, tidak menentang langkah pemerintah yang salah dalam menyikapi keputusan Mahkamah Konstitusi tentang pembubaran BP Migas.
 
Ketua Tim Non-Litigasi Uji Materi UU Migas 22/2001, Adhie Massardi, mengatakan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), yang baru dibentuk pemerintah, adalah melawan putusan Mahkamah Konstitusi soal pembubaran BP Migas.
 
"Seharusnya Komisi VII segera memanggil pemerintah dan membicarakan langkah strategisnya. Misalnya, mempercepat penyelesaian pembuatan UU Migas baru. Sementara Kementeriaan ESDM mengawasi apa yang sudah dijalankan BP Migas (kontrak-kontrak karya dengan pihak asing). Itu yang disarankan MK," urai Adhie.
 

 
Sikap pasif Komisi VII DPR itu wajar menimbulkan kecurigaan. Apalagi, Ketua Komisi VII adalah politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana.  Bisa jadi, semua penyelewengan dalam tata kelola migas yang omzetnya triliunan rupiah akan dibiarkan karena oknum tertinggi di Kementeriaan ESDM berasal dari partai yang sama dengan Ketua Komisi VII.
 
Maka itu, agar tidak terjadi conflict of interest, koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) itu menyarankan agar Ketua Komisi VII diganti dari partai lain. Kalau tidak, katanya, dapat menimbulkan kecurigaan ada patgulipat antara eksekutif dan legislatif demi menambah pundi-pundi partai guna menghadapi pemilu mendatang.
 
Dengan demikian, Komisi VII bisa lekas memanggil dan menegur pemerintah karena penerbitan Perpres 9/2013 (pembentukan SKK Migas) melawan keputusan Mahkamah Konstitusi 36/PUU-X/2012.
 
"Sekarang, Kepala SKK Migas (Rudi Rubiandini) mungkin bisa lolos dari jerat hukum bila melakukan kontrak dengan pihak lain karena dapat dukungan penguasa. Tapi bila terjadi perubahan (kekuasaan) politik, dia pasti tidak akan dibiarkan lepas tanggung jawab," pungkas Adhie. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya