ilustrasi, Distribusi BBM Subsidi
ilustrasi, Distribusi BBM Subsidi
Kementerian Energi SumÂber Daya Mineral (ESDM) meÂnyaÂtakan, impor Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mengalami kenaikan pada tahun ini. Hal terÂsebut ditandai dengan meningÂkatnya pertumbuhan energi naÂsional.
Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengatakan, pada taÂhun lalu impor BBM Indonesia naik 10 persen atau sekitar 900 ribu barel per hari (bph). Dengan asumsi tersebut, impor minyak mentah dan minyak akan kemÂbali mengalami kenaikan.
“PertumÂbuhan pasti naik,†kata Rudi di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, jika asumsi keÂbutuhan BBM naik dibanding taÂhun lalu, maka hal tersebut akan memberikan efek domino terhaÂdap lonjakan impor BBM, seÂhingga alokasi dana dari anggaÂran pendapatan belanja negara (APBN) 2013 akan cukup besar terserap bagi kebutuhan konÂsumÂsi energi tersebut.
“Semua keÂnaikan dari kebuÂtuhan itu pasti jatuhnya impor. Karena itu, jika kebutuhan naik, maka impor juga pasti akan naik kembali,†ungkap Rudi.
Rudi menambahÂkan, tinggiÂnya impor BBM juga diteÂngarai oleh kurangnya fasiÂlitas pengeÂloÂlaan minyak mentah (reÂfinery) guna memenuhi keÂbuÂÂtuÂhan BBM yang ada di IndoÂnesia.
“Lagian kita impor miÂnyak jadi juga refinery. Kita hanya mampu mengolah minyak menÂtah sebeÂsar 900 ribu barel per hari,†tutup Rudi.
Menanggapi soal pengelolaan BBM subsidi, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSÂPPB) mempertanyakan sikap PeÂmerintah ketika membuat keÂbiÂjakan BBM maupun gas yang kerap “menganak tirikan†PerÂtaÂmina.
Presiden FSPPB Ugan GanÂÂdar mengatakan, ketika BBM subsidi atau BBM PSO (puÂblic service obligation) langka, semua pihak “menyalahkan†Pertamina. PaÂdahal kebijakan pembatasan kuoÂta BBM bersubÂsidi tersebut diÂtetapkan pemerinÂtah dan DPR.
Ketika pemerintah harus meÂnambah kuota BBM bersubsidi tahun 2012 sebanyak 1,23 Juta kilo liter (KL) atau setara dengan Rp 6 triliun, menurut dia, PertaÂmina juga yang harus meÂnangÂgung pembiayaan dengan menaÂlaÂngi terlebih dahulu dan baru dibayar pemerintah pada tahun anggaran 2013. Itu pun harus diÂperjuangkan oleh Pertamina agar bisa direalisir pada tahun ini.
“PertaÂnyaan pekerja PertaÂmiÂna, mengaÂpa beÂban tersebut oleh Pemerintah dan atau Badan PeÂngatur Hilir MiÂnyak dan Gas BuÂmi (BPH Migas) tidak ‘di-share’ ke Shell, PetroÂnas, AKR CorpoÂrindo dan Surya Parna NiaÂga (SPN) yang juga ditugasÂkan menÂdistribusi BBM PSO,†ujarnya.
Dia mempertanyakan , apa yang akan terjadi dengan kuota PSO tahun 2013 sebanyak 46,01 juta KL. Pertamina mendaÂpat kuota peÂÂnugasan 45,01 juta KL, seÂmenÂÂÂtara perusahaan swasÂta AKR diÂtugaskan mendistriÂbusiÂkan seÂbaÂnyak 167.000 KL dan peÂruÂsaÂhaan swasta lainnya, yakÂni SPN dituÂgaskan mendisÂtriÂbusiÂkan 112. 000 KL. SemenÂtara caÂdaÂngan BBM PSO ditetapÂkan seÂbaÂnyak 612 000 KL.
“PertaÂnyaanÂnya terhadap BBM PSO cadangan ini yang mengÂgelitik mau dikasih ke siapa saja tuh nantiÂnya cadangan BBM PSO sebesar 612 000 KL tersebut,†cetus Ugan.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Priagung Rakhmanto menilai, pemerintah kurang detil dalam memperkirakan angka kuoÂta BBM bersubsidi sehingga kuotanya terus mengalami kekuÂrangan.
Pri Agung mengungkapkan, dalam menentukan angka kuota, seharusnya ada perkiraan seperti yang digunakan masyarakat, beÂrapa yang akan kekurangan, atau adanya penyimpangan.
“KaÂrena nggak tahu berapa konÂÂsumsinya buat masyarakat, beraÂpa yang diselewengkan, jadi angka kuota kesulitan,†ungkap Pri Agung.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meÂnunjuk tiga baÂdan usaha yang akan mendistriÂbusikan BBM subsidi pada tahun ini. Ketiga perusahaan itu adalah Pertamina, PT AKR Corporindo Tbk (AKÂRA) dan SPN. KeÂtigaÂnya akan mendistribusikan BBM subsidi dengan total 46 juta KL.
“PerÂtamina tetap mayoÂritas, keÂÂÂÂdua perusahaan pendamÂping maÂsih kecil,†jelas anggota KoÂmite BPH Migas Ibrahim Hasyim.
Ibrahim menyatakan, pemÂbeÂrian jatah kuota BBM subÂsidi keÂdua perusahaan penÂdamÂÂping PerÂtaÂmina disesuaiÂkan dengan keÂÂsiapan infraÂstrukÂtur yang diÂmiliki peruÂsaÂhaan tersebut. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03